Spanyol Batalkan Penjualan 400 Bom Presisi Senilai Rp156 Miliar ke Arab Saudi

Spanyol Batalkan Penjualan 400 Bom Presisi Senilai Rp156 Miliar ke Arab Saudi

Pemerintah Spanyol membatalkan kesepakatan untuk memasok 400 bom presisi kepada Arab Saudi dan memilih mengembalikan dana senilai 9,2 juta Euro atau sekitar Rp158 miliar yang dibayarkan oleh Riyadh.

Pembatalan ini di tengah kecaman yang semakin keras terhadap serangan koalisi Arab Saudi ke Yaman yang menyasar warga sipil.

Terakhir, serangan pada 9 Agustus menghantam sebuah bus yang membawa pelajar Yaman hingga menewaskan 51 orang termasuk 40 anak-anak. Kejadian ini mendorong Menteri Pertahanan Margarita Robles untuk meninjau semua kesepakatan senjata dengan Arab Saudi.

Surat kabar EL Mundo melaporkan pembatalan kontrak penjualan bom dikatakan sebagai tahap pertama dari sejumlah pembatalan lain.

Spanyol adalah pengekspor senjata keempat terbesar ke Riyadh. Dalam salah satu kontrak terbaru, perusahaan galangan kapal milik negara Spanyol, Navantia, menandatangani kesepakatan senilai 1,8 miliar euro untuk menjual lima kapal perang kecil ke Arab Saudi.

Kesepakatan itu ditandatangani pada bulan April oleh Pangeran Mahkota Saudi dan Menteri Pertahanan Mohammed bin Salman setelah pertemuannya dengan rekannya di Spanyol Cospedal di Madrid.

Keputusan Menteri Pertahanan Spanyol untuk menghentikan kesepakatan senjata yang telah ditandatangani sebelumnya dengan Riyadh akan membuka pintu bagi kemungkinan bahwa Spanyol akan bergabung dengan negara-negara seperti Swedia, Kanada, Finlandia, Norwegia, Belgia atau Jerman, yang telah menangguhkan ekspor senjata mereka ke Koalisi yang dipimpin Saudi.

Amnesty International telah menyebutkan bahwa antara tahun 2015 dan 2017, Spanyol mengekspor peralatan militer senilai 1,2 miliar euro kepada koalisi yang berperang di Yaman yang mencakup UEA, Mesir dan Bahrain.

Tetapi ini tidak menghalangi Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain, termasuk Prancis, Spanyol dan Italia,  melanjutkan transfer senjata bernilai miliaran dolar

Arab Saudi dan sekutu-sekutunya melancarkan perang di Yaman pada Maret 2015 untuk menginstal ulang pemerintah yang sebelumnya bersekutu dengan Riyadh. Agresi militer sejauh ini telah menewaskan lebih dari 14.000 orang Yaman dan membuat jutaan orang di ambang kelaparan dan juga menyebabkan wabah mematikan kolera.