Prancis akan berupaya keras untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada teknologi Amerika dalam membangun jet tempur masa depan dengan Jerman. Hal ini dilakukan untuk bisa menjami penjualan jet tempur itu ke pasar internasional.
Menteri Angkatan Bersanjata Prancis Florence Parly mengatakan upaya Prancis untuk kurang bergantung pada komponen Amerika dan mempromosikan ekspor ditulis di dalam surat niat yang ditandatangani pada bulan Juni dengan Jerman untuk proyek Future Combat Air System (FCAS).
“Kemudahan ekspor adalah elemen kunci untuk memastikan kelangsungan ekonomi dari program ini,” katanya kepada AJPAE, asosiasi wartawan penerbangan dan luar angkasa, pada 6 September 2018 sebagaimana dikutip Defense News.
Menteri sebelumnya mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pemerintah Prancis bertujuan untuk mengurangi ketergantungannya pada komponen Amerika karena penolakan Amerika untuk mengesahkan penjualan suku cadang untuk rudal jelajah SCALP Prancis yang diminta Mesir.
Upaya Prancis untuk membujuk Washington agar mencabut pembatasan di bawah International Traffic in Arms Regulations telah gagal.
Parly menolak memberikan contoh, tetapi dia mengatakan masalah yang dihadapi Paris dalam mengejar penjualan senjata asing berasal dari faktor-faktor strategis yang pada kenyataannya datang dari persaingan komersial. “Kami tidak mau tertipu,” katanya.
Prancis perlu secara bertahap mengurangi ketergantungannya pada komponen Amerika tertentu, meskipun dia mengakui tidak mungkin untuk sepenuhnya independen. Dia menambahkan bahwa ada rencana untuk mengurangi ketergantungan itu. “Pengalaman telah mendorong kami untuk melakukan tindakan ini,” katanya.
Perusahaan harus mengambil tanggung jawab untuk kemandiriran yang lebih besar, karena mereka menghadapi konsekuensi dari upaya ekspor yang gagal.
“Mereka berada di garis depan,” katanya sambil mencatat bahwa pemerintah sedang berdialog dengan industri dan beberapa perusahaan sudah memahami situasi dan meminta komitmen penuh