Shotgun militer adalah bagian yang tak ternilai dari persenjataan abad dua puluh satu. Meskipun memiliki sejumlah keterbatasan, terutama dalam jumlah tembakan, shotgun dapat melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh senjata militer tradisional.
Shotgun militer dapat meledakkan pintu, menghancurkan rintangan, menyebarkan gas air mata, dan melepaskan pola tembakan yang menghancurkan dengan satu tarikan pelatuk.
Awalnya dirancang sebagai senjata berburu, banyak pasukan militer beralih ke shotgun untuk berbagai peran, termasuk pertempuran jarak dekat dan penuh rintangan. Meskipun shotgun terlalu khusus untuk menggantikan senjata tempur dan serbu di unit-unit infantri, kegunaannya akan membuat senjata-senjata itu tetap berada di seluruh dunia untuk masa mendatang.
Shotgun adalah senjata panjang yang dirancang untuk berburu burung yang bergerak cepat. Untuk memaksimalkan potensi serangan, senapan biasanya menembakkan peluru yang diisi dengan tembakan logam.
Alih-alih peluru tunggal, senapan melepaskan bola tembakan kecil dalam satu set pola yang mencakup area yang lebih luas. Shotgun yang paling umum, shotgun 12 gauge, memiliki diameter barrel 18,5-milimeter jauh jika dibandingkan karabin M4A1 yang memiliki diameter barrel 5.56-milimeter dan sekali tembakan mengemas per dua belas pon. Sebagai altternatif, senapan dapat menembakkan peluru tajam.
Shotgun sebenarya tidak terlalu cocok untuk pertempuran karena memiliki jangkauan efektif maksimum hanya 30 meter, di mana kecepatan juga cepat menurun. Solid slugs berguna hingga maksimal 100 meter. Akibatnya, senapan tidak efektif selama pertempuran di medan dengan garis pandang hingga 400 meter atau lebih.
Namun, pertempuran terjadi di berbagai medan dan keadaan, beberapa di antaranya sangat cocok untuk shotgun. Salah satu contoh shotgun pertama yang digunakan dalam peperangan adalah apa yang ‘trench’ shotgun atau “parit” shotgun yang digunakan selama Perang Dunia I.
Shotgun bisa ditembakkan di sepanjang parit sempit, setiap tarikan pemicu melepaskan hujan tembakan lebih mungkin untuk memukul musuh dibandingkan satu peluru dari senapan bolt-action.
Militer Amerika adalah satu-satunya kekuatan besar yang menggunakan shotgun dalam Perang Dunia I, mengeluarkan Model Winchester 1897 yang dimodifikasi, yang dikenal secara resmi sebagai Model 1917 Trench Shotgun. Remington Model 12 dan senapan lain yang tersedia secara komersial juga dikeluarkan untuk American Expeditionary Force.
Versi “trench gun” yang digunakan pada tahun 1897 memperpendek laras untuk membuatnya lebih mudah digunakan dalam jarak dekat dan menambahkan perisai panas untuk melindungi pengguna dari laras panas.
Pemerintah Jerman mencela penggunaan shotgun sebagai hal yang tidak manusiawi. Pemerintah Jerman protes terhadap penggunaan shotgun oleh Angkatan Darat Amerika dan meminta perhatian tentang hukum perang. Protes ini didasarkan pada pasal 23 (e) dari konvensi Den Haag yang menghormati hukum dan kebiasaan perang di darat.
Hakim yang bertindak sebagai Advokat Angkatan Darat Amerika membantah klaim tersebut, menyatakan bahwa shotgun adalah senjata perang yang sah. Para pengamat juga mencatat lebih dari sedikit kemunafikan dalam keluhan-keluhan Jerman tentang senapan selama perang yang sama, mereka menemukan penyembur api dan gas beracun.
Penggunaan shotgun selama Perang Dunia II menjadi hal langka, sebagian besar terbatas pada pasukan Amerika yang bertempur di Pasifik untuk melawan bunker dan benteng Jepang.
Namun penggunaan shotgun non-Amerika datang setelah Perang Dunia II selama Malaya Emergency, ketika pasukan Inggris bertempur dengan gerilyawan di hutan dengan shotgun semi-otomatis.
Pasukan Amerika juga menggunakan shotgun dalam jumlah sedikit dalam Perang Vietnam, dengan shotgun yang paling umumdi antara regu pengintai rahasia. Pasukan infanteri marinir mengeluarkan shotgun antikerusuhan M1912 untuk memadamkan kerusuhan penjara.
Shotgun menjadi semakin umum di antara pasukan tempur Amerika di ujung ekor Perang Dingin, karena ancaman terorisme memindah pertempuran ke daerah perkotaan, di atas tambang minyak, kapal dan pesawat.
Shotgun dikeluarkan untuk pasukan operasi khusus, awak kapal, penjaga asrama, dan Anti-terrorism Security Teams Korps Marinir Amerika. Pasukan Delta Angkatan Darat Amerika juga dapat memasang pump action shotgun di bawah barel M16. Dijuluki “Masterkey”, shotgun ini digunakan untuk menembakkan solid slug untuk mendobrak pintu.
Saat ini shotgun masih menjadi bagian dari gudang senjata Amerika dan NATO. Korps Marinir Amerika masih mengandalkan pump shotgun seri Mossberg 500 dan 590 serta shotgun semi-otomatis M1014.
Angkatan Darat Amerika, menggantikan senapan seri Mossberg 500 dengan M26 Modular Accessory Shotgun System yang baru, atau MASS. Sebuah shotgun bolt action yang diberi magazine, M26 dapat digunakan sendiri atau dipasang di bawah laras karabin M4.
Sementara Angkatan Darat Jerman mengeluarkan Remington 870 Police Magnum untuk airborne engineer dan pasukan khusus.
Sumber: National Interest