Kementerian Pertahanan Kerajaan Norwegia mengumumkan bahwa kapal pertama yang membawa peralatan militer telah tiba di Norwegia akhir pekan ini sebagai bagian dari latihan Trident Juncture 18 NATO.
Trident Juncture 18 akan digelar dua bulan lagi, tetapi muatan pertama peralatan militer tiba di Norwegia. Trident Juncture 18 digelar dalam waktu yang tidak selisih lama dengan latihan militer terbesar setelah perang dingin yang akan digelar Rusia.
Letnan Jenderal Rune Jakobsen, kepala Markas Besar Gabungan Angkatan Bersenjata Norwegia, menggambarkan Trident Junction sebagai hal yang sangat vital bagi kemampuan pertahanan Norwegia. “Latihan juga penting untuk menguji kemampuan kita untuk menerima bala bantuan dari NATO, ”tambahnya.

Trident Juncture 18 akan menjadi latihan militer terbesar NATO sejak 2002, yang diselenggarakan di Norwegia. Latihan akan melibatkan 40.000 personel NATO dan rutin dijadwalkan oleh Joint Force Command Naples. Sekitar 130 pesawat, 70 kapal dan hingga 10.000 kendaraan akan digunakan selama latihan.
Dilaporkan sebelumnya Rusia juga berencana menggelar latihan perang terbesar dalam hampir 40 tahun terakhir atau setelah Uni Soviet bubar. Menteri Pertahanan Sergei Shoigu kepada sejumlah kantor berita Rusia mengatakan Selasa 28 Agustus 2018 latihan akan digelar September mendatang dengan melibatkan militer China dan Mongolia.
Latihan dengan sandi Vostok-2018 (Timur-2018) dan akan dilangsungkan di wilayah-wilayah militer tengah dan timur Rusia dan akan diikuti hampir 300.000 prajurit, lebih dari 1.000 pesawat militer, dua armada Angkatan Laut Rusia serta seluruh unit Angkatan Udara, kata laporan kantor-kantor berita yang mengutip pernyataan Shoigu.
Pelatihan perang tersebut akan berlangsung di tengah ketegangan yang meningkat antara negara-negara Barat dan Rusia, yang khawatir soal pengembangan persekutuan militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di sisi baratnya, yang dianggap Rusia tidak bisa dibenarkan.