Iran dilaporkan telah mengirimkan rudal balistik ke proksi mereka di Irak dan mengembangkan kapasitas untuk membangun lebih banyak di sana guna mencegah serangan terhadap kepentingannya di Timur Tengah dan untuk memberikannya sarana memukul musuh regional.
Berbagai sumber Iran, Irak dan Barat sebagaimana dikutip Reuters Jumat 31 Agustus 2018 mengatakan tanda-tanda bahwa Iran sedang mempersiapkan kebijakan rudal lebih agresif di Irak. Hal ini akan memperburuk ketegangan antara Teheran dan Washington yang sudah meningkat dengan keputusan Presiden Amerika Donald Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir tahun 2015 dengan kekuatan dunia.
Menurut tiga pejabat Iran, dua sumber intelijen Irak dan dua sumber intelijen Barat, Iran telah mengirim rudal balistik jarak pendek ke sekutu di Irak selama beberapa bulan terakhir. Lima dari pejabat mengatakan Iran juga membantu kelompok-kelompok itu untuk mulai membuat sendiri.
“Logikanya adalah memiliki rencana cadangan jika Iran diserang,” kata seorang pejabat senior Iran kepada Reuters. “Jumlah misilnya tidak banyak, hanya beberapa lusin, tetapi bisa ditingkatkan jika diperlukan.”
Iran sebelumnya mengatakan kegiatan rudal balistiknya murni bersifat defensif. Pejabat Iran menolak berkomentar ketika ditanya tentang langkah terbaru tersebut.
Rudal Zelzal, Fateh-110 dan Zolfaqar yang diperkirakan memiliki jangkauan sekitar 200 km hingga 700 km akan menempatkan ibu kota Arab Saudi Riyadh atau kota Israel Tel Aviv dalam jarak tembak jika senjata-senjata itu dikerahkan di Irak selatan atau barat.
Pasukan Quds, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), memiliki basis di kedua wilayah tersebut. Menurut tiga sumber, Komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani mengawasi langsung program tersebut.
Negara-negara Barat telah menuduh Iran mentransfer rudal dan teknologi ke Suriah dan sekutu lain Teheran, seperti pemberontak Houthi di Yaman dan Hizbullah Libanon.
Sejumlah negara tetangga Iran dan musuh bebuyutannya Israel telah menyatakan keprihatinan tentang kegiatan regional Teheran dan melihatnya sebagai ancaman terhadap keamanan mereka. Para pejabat Israel tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar tentang transfer rudal.
Sumber Barat mengatakan jumlah rudal yang ditransfer baru sekitar 10 dan langkah ini dirancang untuk mengirim peringatan ke Amerika Serikat dan Israel, terutama setelah serangan udara terhadap pasukan Iran di Suriah. “Tampaknya Iran telah mengubah Irak menjadi basis rudal garis depan,” kata sumber Barat.
Sumber-sumber Iran dan satu sumber intelijen Irak mengatakan keputusan dibuat sekitar 18 bulan lalu untuk menggunakan milisi memproduksi rudal di Irak, tetapi kegiatan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, termasuk dengan kedatangan peluncur rudal.
“Kami memiliki basis seperti itu di banyak tempat dan Irak adalah salah satunya. Jika Amerika menyerang kami, teman-teman kami akan menyerang kepentingan Amerika dan sekutu-sekutunya di kawasan itu,” kata seorang komandan senior Garda Revolusi Iran yang bertugas selama perang Iran-Irak 1980-an.
Sumber Barat dan sumber Irak mengatakan pabrik-pabrik yang digunakan untuk mengembangkan rudal di Irak berada di al-Zafaraniya, timur Baghdad, dan Jurf al-Sakhar, sebelah utara Kerbala. Satu sumber Iran mengatakan ada juga sebuah pabrik di Kurdistan Irak.
Wilayah-wilayah tersebut dikendalikan oleh milisi Syiah, termasuk Kata’ib Hizbullah, salah satu yang paling dekat dengan Iran. Tiga sumber mengatakan orang Irak telah dilatih di Iran sebagai operator rudal.
Washington menolak berkomentar tentang laporan tersebut, namun seorang pejabat Amerika, yang berbicara dengan syarat tidak disebutkan namanya, menegaskan bahwa Teheran selama beberapa bulan terakhir telah mengirim rudal ke kelompok-kelompok di Irak tetapi tidak dapat memastikan bahwa rudal tersebut memiliki kemampuan peluncuran dari posisi mereka saat ini.