Pemerintah Jerman berjanji meningkatkan pendanaan dalam jumlah cukup besar bagi badan Perserikatan Bangsa-bangsa yang mengurusi pengungsi Palestina, UNRWA ( United National Relief and Works Agency). Keputusan ini diambil setelah Amerika Serikat memangkas bantuannya.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan berkurangnya pendanaan bagi badan PBB tersebut akan memunculkan ketidakpastian. “Kehilangan dana, yang dialami organisasi itu, bisa menimbulkan dampak berantai, yang tidak terkendali,” katanya Jumat 31 Agustus 2018.
Jerman sebelumnya menyediakan bantuan 81 juta euro atau sekitar Rp1,39 triliun untuk UNWRA pada tahun ini dan menyiapkan tambahan sumbangan.
“Kami sedang menyiapkan diri untuk memberikan dana tambahan dalam jumlah berarti,” kata Maas dalam surat kepada menteri luar negeri negara Uni Eropa, seperti dikutip Reuters. Tetapi tidak disebutkan berapa dana yang akan ditambahkan.
Maas mengatakan dana tambahan dari Jerman itu jelas tidak akan menutup defisit US$217 juta atau sekitar Rp3,2 triliun yang disebabkan pemutusan sumbangan oleh Amerika.
Untuk itu dia mendesak Uni Eropa dan negara-negara lainnya untuk mencari jalan pemecahan dari masalah ini.
Mengambil sikap lebih tegas di tengah perbedaan pendapat dengan Amerika Serikat adalah bagian dari tekanan lebih luas, yang dijalankan Maas. Ketidaksepakatan dengan Amerika itu menyangkut berbagai masalah, termasuk perdagangan, pembelanjaan militer serta perubahan iklim.
Yordania mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya akan memimpin gerakan penggalangan dana guna membantu UNRWA supaya dapat bertahan, termasuk dengan mengajukan permohonan kepada Liga Arab.
UNRWA telah menghadapi krisis dana tunai sejak Amerika Serikat, yang sebelumnya sekian lama merupakan penyumbang terbesar, memangkas sumbangannya awal tahun ini.
Amerika beralasan bahwa badan PBB itu perlu melakukan reformasi, yang tidak disebutkan secara spesifik, dan menimbau Palestina untuk memperbarui perundingan perdamaian dengan Israel.
UNRWA dibentuk pada 1949 pascaperang pertama Arab-Israel, setelah pengungsian besar-besaran yang melibatkan 700.000 orang. Mereka pergi atau terusir dari Israel saat wilayah itu berupaya memunculkan diri sebagai sebuah negara.
UNRWA mengurusi lebih dari lima juta orang di Yordania, Lebanon, Suriah dan wilayah Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.