PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah mulai bekerja untuk membangun varian tempur dari pesawat bermesin ganda CN-235.
Mengutip pernyataan perusahaan IHS Jane melaporkan Selasa 28 Agustus 2018, pesawat itu didasarkan pada badan pesawat CN-235-220. Pesawat sedang dikembangkan sebagai platform demonstran dan akan dipasarkan kepada calon pelanggan di kawasan Timur Tengah, Afrika, dan Tengah dan Asia Tenggara.
Pesawat ini sedang dimodifikasi untuk membawa meriam 30 mm DEFA 553 laras tunggal di bagian belakang pesawat. Senjata itu diambil dari pensiunan Douglas A-4H Skyhawk yang sebelumnya milik Angkatan Udara Indonesia.
Meriam DEFA 553 memiliki kecepatan moncong 810 m / s, dan dapat menyala hingga 1.200 putaran per menit baik untuk target udara maupun permukaan.
Ada juga rencana untuk melengkapi senjata ini dengan electro-optical targeting systems dan laser designator. Namun, perusahaan belum memutuskan sistem yang akan dipilih untuk peran ini pada demonstran.
Perbedaan lain yang akan ditunjukkan oleh demonstran tempur pada versi sebelumnya dari CN-235 PTDI termasuk menggunakan mesin turboprop General Electric (GE) CT7-9, bukan yang lebih tua CT7-7.
Pesawat ini juga telah dibangun dengan perangkat ujung sayap untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar pesawat secara keseluruhan.