Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan telah melihat adanya penumpukan militer Amerika di Mediterania Timur yang disebut sebagai tanda awal mereka akan menyerang Suriah. Namun hal itu dibantah oleh Pentagon.
“Laporan Rusia tentang pembangunan militer Amerika di Mediterania Timur tidak lebih dari propaganda. Itu tidak benar,” kata juru bicara Pentagon Eric Pahon mengatakan kepada Sputnik Senin 27 Agustus 2018.
“Tetapi itu tidak berarti bahwa kita tidak siap untuk menanggapi jika Presiden mengarahkan tindakan seperti itu.”
Sebelumnya pada hari yang sama, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengatakan bahwa Amerika Serikat terus membangun sekelompok kapal penjelajah rudal di Timur Tengah untuk bereaksi terhadap serangan senjata kimia yang diprediksi akan terjadi di Suriah.
“Pada 25 Agustus, perusak Angkatan Laut Amerika, USS Ross, memasuki Laut Tengah dengan 28 rudal Tomahawk, yang jangkauan tembaknya memungkinkan menyerang ke seluruh Suriah,” kata Konashenkov.
Pada hari Sabtu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa militan di Suriah sedang mempersiapkan provokasi untuk menuduh Damaskus menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil di provinsi Idlib.
Pada hari Minggu, Konshenkov mengatakan provokasi itu direncanakan dalam dua hari ke depan di pemukiman Kafr Zita dengan bantuan spesialis dari Inggris.
USS Sullivan dengan 56 rudal jelajah di atas kapal dan pembom strategis B-1B Angkatan Udara Amerika dengan 24 rudal jelajah juga telah digeser lebih dekat ke wilayah itu beberapa hari sebelumnya.
Sementara itu suriah telah menempatkan pasukan pertahanan udara mereka dalam siaga tinggi menyusul kabar aka nada serangan baru dari Amerika dan sekutunya.
Al Masdar News mengutip sumber di Pangkalan Udara Mezzeh melaporkan bahwa pasukan yang ditempatkan di fasilitas itu diperintahkan untuk mempersiapkan kemungkinan serangan terhadap Damaskus.
Namun alasan pasti untuk langkah ini tidak terungkap, “Hal itu diyakini karena potensi ancaman serangan Amerika di ibukota atau daerah sekitarnya,” kantor berita menambahkan. Namun pemerintah Suriah belum mengomentari laporan-laporan ini.