Tujuh tahun yang lalu, pendiri Microsoft Paul Allen mendirikan sebuah perusahaan baru dengan ide yang berani yakni membangun salah satu pesawat terbesar yang pernah terbang, dan kemudian menggunakannya untuk meluncurkan satelit ke orbit.
Kini pesawat tersebut sedang bersiap untuk melakukan penerbangan perdananya. Sebuah pertanyaan muncul mungkinkah pesawat itu akan melakukan misi rahasia untuk komunitas militer dan intelijen?
Dibangun oleh perusahaan penerbangan Scaled Composites, Stratolaunch adalah pesawat terbesar di dunia dalam hal lebar sayap. Sayap pesawat raksasa memiliki lebar 385 kaki, 25 kaki lebih lebar dari lapangan sepak bola.
Pesawat ini memiliki dua pesawat yang identik, enam mesin turbofan yang sangat besar, dan tiga sayap dengan satu di tengah. Leviathan terbang ini dirancang untuk membawa roket, termasuk akhirnya pesawat luar angkasa, ke tepi angkasa dan meluncurkannya.
Daya tarik Stratolaunch terletak pada fakta bahwa ia dapat menggunakan roket yang lebih kecil dan lebih murah untuk mencapai orbit.
Roket-roket untuk terbang di Stratolaunch membutuhkan lebih sedikit tahapan, yang berarti kemungkinan kecil akan terjadi kesalahan. Sebagai pesawat terbang, Stratolaunch juga bisa terbang di sekitar cuaca buruk untuk menerbangkan roket yang lepas landas dari pad stasioner.

Semua ini sangat menarik, tetapi  Stratolaunch menghadapi persaingan yang ketat. SpaceX, Blue Origin, Virgin Orbit, United Launch Alliance, dan Northrop Grumman semuanya dalam bisnis penerbangan ruang angkasa komersial.
Persaingan yang berat akan menurunkan harga, dan meskipun Stratolaunch dapat terbang dalam cuaca buruk, satelit komersial biasanya tidak berada pada garis waktu yang ketat dan dapat menunggu cuaca membaik.
Hal ini menyebabkan beberapa spekulasi bahwa Stratolaunch sebenarnya adalah proyek Departemen Pertahanan yang sengaja disamarkan.
Pesawat ini bisa dibandingkan dengan Glomar Explorer, kapal pengeboran laut dalam yang dirancang untuk memanen bijih mangan dari dasar lautan. Kenyataannya, Glomar Explorer dimaksudkan untuk menyelamatkan kapal selam nuklir Soviet yang tenggelam di dasar Samudra Pasifik.
Kapal itu begitu besar dan tidak biasa sehingga tidak mungkin dibangun secara rahasia, jadi akhirnya dibangun dengan disamarkan dengan bisnis sipil.