Rusia ternyata kehilangan rudal bertenaga nuklir mereka yang gagal saat dilakukan pada uji coba yang dilakukan pada 2017 lalu. Kini Moskow sedang berjuang untuk mencari rudal yang jatuh di Laut Barents.
CNBC mengutip sumber intelijen Amerika Serikat melaporkan Selasa 21 Agustus 2018, prototipe rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik jatuh dalam uji coba antara November 2017 hingga Februari 2018. Rudal yang seharusnya memiliki jangkauan tak terbatas karena menggunakan tenaga nuklir itu kehilangan kendali
Sumber intelijen itu mengatakan bahwa Kremlin akan mengirim tiga kapal yang tidak ditentukan namanya, termasuk satu yang dikonfigurasikan secara khusus untuk memulihkan reaktor nuklir rudal itu. Tidak ada batasan waktu kapan operasi akan dimulai atau berapa lama akan berlangsung.
Rusia menguji empat Burevestnik antara November 2017 hingga Februari 2018. Penerbangan uji terpanjang dilaporkan berlangsung lebih dari dua menit dan senjata menempuh total 22 mil, sementara uji terpendek gagal dalam hitungan detik, tetapi masih berhasil menempuh jarak lima mil. Rudal dengan jarak tempuh 22 mil inilah yang belum ditemukan.
Rusia sangat menjaga rahasia dari rudal ini sehingga tidak mengherankan jika mereka ingin memulihkan sisa-sisanya. Jika sampai rudal ini jatuh ke negara lain maka akan membuat banyak informasi penting dan rahasia bocor.
Meskipun CNBC tidak mengatakan kapal Rusia apa yang akan digunakan untuk misi pemulihan, sangat mungkin bahwa Yantar akan berada di antara mereka. Secara resmi disebut sebagai “kapal penelitian oseanografi”, sesungguhnya Yantar adalah kapal mata-mata dengan peralatan khusus yang dilaporkan dapat menyadap atau memotong kabel bawah laut dan menyelidiki serta mengambil objek dari kedalaman hingga 18.000 kaki.

Pada tahun 2017, kapal itu dilaporkan berlayar di lepas pantai Suriah untuk memulihkan sisa-sisa jet tempur, Su-33 dan Mig-29KR, yang jatuh di Laut Mediterania selama operasi dari kapal induk Rusia Kuznetsov.
Pada Juni 2018, Angkatan Laut Inggris mengawal Yantar melalui Selat Inggris saat menuju ke Laut Utara. Saat itu kapal terlihat membawa drone laut Saab SeaEye Tiger. Rusia memperoleh peralatan ini setelah bencana kapal selam Kursk. Tiger dapat mencapai kedalaman 3.280 kaki dan perusahaan swasta sebelumnya telah menggunakannya untuk bekerja di situs dengan kontaminasi radioaktif berat.
Video resmi di bawah ini menawarkan pandangan terbaik dari rudal jelajah Burevestnik yang tersedia hingga saat ini.