Angkatan Udara Amerika telah memberikan kontrak kepada raksasa pertahanan Lockheed Martin untuk mengembangkan dua sistem senjata hipersonik baru. Kontrak ini menjadi tanggapan terhadap perkembangan cepat hipersonik di Rusia dan China, sebuah perkembangan yang dapat menantang keunggulan teknologi Washington.
Senjata pertama, disebut sebagai AGM-183A Advanced Rapid Response Weapon (ARRW) atau dibaca Arrow yang berarti ‘panah’.
AGM-183A ARRW adalah hasil dari program Tactical Boost Glide DARPA dan merupakan roket yang dibawa oleh pesawat terbang seperti bomber B-52 dan memiliki kecepatan tertinggi hingga 20 Mach.
Dengan kecepatan ini maka ARRW akan empat kali lebih cepat daripada senjata hipersonik Rusia dan China, termasuk Starry Sky 2 dan Kinzhal. Angkatan Udara Amerika baru-baru ini memberi Lockheed Martin kontrak US$ 480 juta atau sekitar Rp7 trilun untuk mengembangkan ARRW, dengan kemampuan operasional diharapkan dicapai pada 2021.

Popular Mechanics melaporkan Rabu 22 Agustus 2018, senjata kedua adalah Hypersonic Conventional Strike Weapon (HCSW) atau diucapkan “Hacksaw” yang berarti ‘Gergaji’. HCSW adalah sebuah roket bahan bakar padat dengan panduan GPS, dan juga dirancang untuk dibawa oleh pesawat dengan harapan masuk ke layanan pada 2022. Lockheed Martin menerima $ 928 juta atau sekitar Rp13 triliun untuk bekerja pada Hacksaw pada bulan April 2018.
Ini bukan satu-satunya proyek hipersonik Pentagon. Tactical Boost Glide DARPA, senjata dengan jarak 500 mil laut, siap untuk memulai tes penerbangan pada 2019. DARPA juga bekerja dalam pengembangan Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC), yang menggunakan mesin scramjet untuk berlayar pada kecepatan hipersonik. Angkatan Laut Amerika menguji senjata tanpa nama pada bulan November 2017.
Senjata hipersonik adalah bidang perlombaan baru dalam teknologi perang. Senjata ini datang dalam dua jenis yang disebut boost glide weapons dan powered atmospheric weapons. Arrow, Tactical Boost Glide, dan Hacksaw masuk dalam kategori Bost Glide Weapons yakni senjata tak bertenaga yang didorong ke ketinggian tinggi dengan roket dan dilepaskan untuk meluncur ke bawah untuk mencapai target pada kecepatan hipersonik. Sementara Powered Atmospheric Weapons adalah senjata dengan menggunakan mesin seperti scramjets untuk propulsi.
Arrow, Hacksaw, dan Tactical Boost Glide terdengar serupa, tetapi ada beberapa perbedaan utama bagi Pentagon untuk mendanainya. Perbedaan potensial adalah bahwa Tactical Boost Glide dimaksudkan untuk menyerang target konvensional musuh di dekat garis depan seperti markas besar, rudal pertahanan udara, rudal balistik atau target mobiule yang penting.
Haksaw mungkin memiliki jangkauan yang lebih jauh untuk menyerang target di seluruh benua. Sedangkan Arrow kemungkinan untuk menjadi sistem pengiriman nuklir.