Site icon

5 Kapal Perang Paling Mematikan Yang Ada Saat Ini

Penjelajah Kelas Ticonderoga USS San Jacinto.

Angkatan Laut tetap menjadi elemen penting bagi banyak negara. Dari laut sebuah negara banyak melakukan misi seperti melawan serangan udara, melawan sesama kapal, ataupun melakukan serangand arat.  Hal ini menjadikan kapal kombatan permukaan canggih terus dibangun dan bermunculan.

Ada begitu banyak kapal combatan permukaan paling berbahaya yang berlayar di laut saat ini. Kita akan melihat lima yang paling mematikan.

Penjelajah Kelas Kirov

Kelas Kirov menjadi kombatan permukaan terbesar yang dibangun setelah Perang Dunia II. Kapal kelas ini sering disebut sebagai battlecruisers karena ukuran dan kekuatan senjata mereka. Empat Kirov masing-masing sepanjang 823 kaki danlebar 93 kaki dan berbobot 24.300 ton serta dapat melaju dengan kecepatan hingga 32 knot karena adanya sistem propulsi CONAS (Gabungan Nuklir dan Uap) yang menghasilkan 600 megawatt listrik.

Dari empat kapal yang dibangun tinggal Petr Velikiy dan Admiral Nakhimov yang masih beroperasi. Kapal-kapal itu awalnya dipersenjatai dengan 20 rudal antikapal ramjet P-700 Granit yang oleh nato disebut sebagai SS-N-19 yang masing-masing dapat membawa 1.500 pon ledak tinggi atau hulu ledak nuklir. Cepat dan kuat, Kirov diposisikan untuk memburu dan menghancurkan kapal induk Amerika.

Petr Velikiy saat ini menjadi kekuatan Armada Utara Rusia, sementara Admiral Nakhimov menerima upgrade ekstensif yang dilaporkan akan memasukkan rudal hipersonik Zonik  dan sistem rudal pertahanan udara S-500. Admiral Nakhimov diharapkan siap masuk dinas pada 2021-2022 dan dilaporkan akan bergabung dengan Armada Pasifik.

Penjelajah Kelas Ticonderoga meluncurkan rudal Tomahawk

Penjelajah Kelas Ticonderoga

Penjelajah rudal dipandu Kelas Ticonderoga adalah kapal Amerika pertama yang dilengkapi dengan radar SPY-1, rudal pertahanan udara SM-2, dan sistem tempur Aegis. Meskipun dianggap kapal multi-peran yang mampu terlibat dalam peperangan anti-kapal selam dan anti-permukaan, misi utama kapal penjelajah adalah untuk melindungi kapal induk Angkatan Laut Amerika dan aset besar lainnya yang bernilai tinggi dari serangan udara.

Kapal kelas Ticonderoga memiliki sejummlah magazine rudal terbesar di dunia, dengan total 122 silo peluncuran vertikal yang mampu membawa rudal pertahanan udara SM-2 dan SM-6, pencegat rudal balistik SM-3, rudal pertahanan udara jarak pendek Evolved SeaSparrow, rudal jelajah serangan darat Tomahawk, atau rudal anti-kapal selam ASROC. Kapal-kapal itu juga mampu membawa rudal antnikapal jarak jauh terbaru Angkatan Laut Amerika yang merupakan versi anti-kapal Tomahawk, dan rudal anti-kapal Harpoon.

Sebanyak 20 kapal penjelajah kelas Ticonderoga yang masih beroperasi sementara lima yang lain sudah pensiun pada akhir Perang Dingin. Kapal memiliki panjang 564 kaki dan beratnya 10.000 ton. Masing-masing melaju pada kecepatan 30 knot  berkat empat mesin turbin gas General Electric LM-2500.  USS Ticos adalah kapal terakhir di Angkatan Laut yang memasang beberapa senjata, dengan satu meriam Mark 45  lima inci di depan dan belakang.

Dua fitur baru ini membuat kelas Ticonderoga sangat kuat  yakni kemampuan kapal-kapal tertentu dari kelas ini untuk menyelesaikan misi pertahanan rudal balistik menggunakan pencegat Aegis dan SM-3, dan kemampuan untuk menggunakan pesawat tempur F-35 dan pesawat peringatan dini dan komando udara E-2D Hawkeye sebagai perpanjangan dari sensor kapal, sistem yang dikenal sebagai Naval Integrated Fire Control – Counter Air (NIFC-CA).

Destroyer Kelas Kongo

Destroyer  Kelas Kongo

Pasukan Bela Diri Maritim Jepang atau Angkatan Laut Jepang  dihadapkan pada misi melindungi negara dari rudal jarak pendek dan menengah Korea Utara. Untuk peran ini mereka mengandalkan empat kapal perusak rudal kelas Kongo.

Kapal-kapal itu adalah salinan virtual dari kapal perusak rudal Kelas Arleigh Burke Angkatan Laut Amerika Serikat. Kongo dan tiga adik-adiknya  Kirishima, Myoko, dan Chokai masing-masing memiliki panjang 528 kaki panjang dan bobot 9.400 ton.

Masing-masing dibangun dengan 90 silo peluncuran vertikal yang berate sama dengan milik kelas Ticonderoga dan dapat memuat banyak senjata yang sama. Kelas Kongo, juga diperkuat meriam Oto-Melara lima inci, menggunakan turbin gas LM-2500 yang diproduksi di bawah lisensi oleh IHI Jepang, dan sensor dan elektronik yang bersumber pada teknologi lokal.

Destroyer kelas Kongo dimaksudkan untuk menjadi pelindung Jepang; dilengkapi dengan pencegat rudal SM-3. Cukup dua perusak sudah dapat melindungi sebagian besar negara dari serangan rudal balistik. Biasanya dua Kongo secara bersamaan beroperasi di laut secara bersamaan.

NEXT

Destroyer Type-055

Kapal permukaan besar terbaru China dikenal sebagai destroyer Type 055.  Kapal ini merupakan tindak lanjut dari Type 052 tetapi lebih besar dan lebih canggih. Diperkirakan kapal ini menjadi pesaing bagi penjelajah kelas Ticonderoga Amerika.

Type 055 memiliki panjang 590 kaki, membuatnya lebih panjang daripada Ticonderoga, dan diperkirakan beratnya kira-kira di atas 10.000 ton. Seperti Ticanderoga, destroyer Type 055 kemungkinan besar digunakan sebagai pengawal bagi armada kapal induk China, dengan kemampuan untuk mengambil peran anti-kapal selam dan anti-permukaan ketika diperlukan.

Persenjataan kapal ini cukup membahayakan. Type 055 memiliki 112 luncuran vertikal silo, yang masing-masing dapat membawa rudal jelajah anti-kapal YJ-18A dan YJ-100, rudal jelajah darat, atau rudal pertahanan udara jarak jauh HQ-9B . Kapal-kapal juga dilengkapi rudal permukaan ke udara jarak pendek HHQ-10 yang mirip dengan Rolling Airframe Missile (RAM) NATO dan H / PJ-11 sistem senjata jarak dekat mirip dengan Phalanx Amerika.

China meluncurkan dua Type 055 secara bersamaan pada Juli 2018, dengan total enam sedang dalam pembangunan. China berencana memiliki setidaknya delapan kapal perusak kelas ini.

Destroyer Kelas Arleigh Burke

Perusak kelas Arleigh Burke adalah banyak petarung permukaan besar. Dalam banyak hal kelas Burke berhasil menyusutkan sensor dan persenjataan kelas Ticonderoga  minus meriam lima inci dan 26 vertikal peluncuran silo ke dalam platform yang lebih kecil.

Kapal pertama di kelas ini, Arleigh Burke, ditetapkan pada tahun 1988 dan mulai beroperasi pada tahun 1991. Kelas ini telah berada di konstruksi hampir terus menerus sejak itu  dengan jeda singkat di tahun 2010-an.

Kapal-kapal itu memiliki panjang 505 kaki dan dapat bobot perpindahan hingga 7.900 ton, dengan kapal-kapal tua yang berbobot lebih berat. Empat mesin turbin gas LM2500 mendorong kapal ke kecepatan lebih dari 30 knot.

Setiap kapal dilengkapi dengan satu meriam multi peran lima inci, 96 silo peluncuran vertikal, radar SPY-1 dan Aegis Combat System, dan rudal antikapal Harpoon. Dimulai pada akhir 1990-an, kemampuan mendasarkan helikopter ditambahkan dengan hangar dua helikopter.

Revisi besar ketiga platform, yang dikenal sebagai Flight III, akan menggantikan radar SPY-1 dengan SPY-6 Air dan radar prtahanan baru. Seperti beberapa kapal kelas Ticonderoga, beberapa Burke mampu melaksanakan misi pertahanan rudal balistik, melibatkan rudal balistik dengan kombinasi Aegis dan pencegat SM-3.

Sebanyak 26 kapal perusak Burke telah masuk layanan dengan 14 lagi sedang dibangun. Dengan jumlah ini Arleigh Burke menjadi kombatan permukaan dengan jumlah terbesar di dunia.

Exit mobile version