Pilot Angkatan Udara Amerika yang terbang di Timur Tengah menghadapi peningkatan serangan sinar laser.
The Wall Street Journal, mengutip para pejabat di Komando Pusat Angkatan Udara Amerika di Qatar melaporkan Jumat 17 Agustus 2018 ada 350 serangan menggunakan laser pointer hingga laser kelas militer dilaporkan terjadi dalam tujuh bulan pertama tahun 2018 ini. Angka ini 50 lebih banyak dibandingkan selama tahun 2017.
Kenaikan itu diperkirakan terkait dengan kelompok-kelompok garis keras termasuk ISIS dan al-Qaeda yang aktif di Suriah, Irak dan Afghanistan.
“Serangan-serangan itu berbahaya dan berpotensi membingungkan, untuk sementara mengganggu pandangan awak pesawat kami, atau secara permanen merusak penglihatan anggota-anggota layanan kami,” kata seorang juru bicara Komando Sentral Amerika kepada Wall Street Journal.
“Kami menilai bahwa banyaknya serangan laser kemungkinan datang dari para pemberontak dan organisasi teroris seperti al-Qaeda dan lainnya,” tambahnya.
Kebanyakan serangan laser dmenargetkan pilot selama prosedur pendaratan dalam upaya untuk menyebabkan kecelakaan. Sejauh ini tidak ada kecelakaan akibat serangan itu.
Jumlah serangan laser di wilayah Timur Tengah masih tidak seberapa dibandingkan dengan jumlah serangan yang ditujukan untuk pilot komersial setiap tahun.
Federal Aviation Administration (FAA) menyebutkan di Amerika terjadi 2.800 insiden serangan sinar laser terjadi antara Januari 2018 dan Juni 2018. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai 2.700 serangan.