Pembom China jauh lebih aktif dan beroperasi lebih jauh dari rumah dengan frekuensi yang meningkat. Pentagon berpikir mereka mungkin berlatih untuk menyerang sasaran Amerika Serikat. Hal itu terungkap dalam China Military Power Report 2018 yang disusun Pentagon
“Tentara Pembebasan Rakyat telah dengan cepat memperluas wilayah operasi pembom overwater-nya, mendapatkan pengalaman di daerah maritim yang kritis dan kemungkinan pelatihan untuk serangan terhadap target Amerika dan sekutu,” kata Departemen Pertahanan Amerika menjelaskan laporan tahunannya tentang kekuatan militer China kepada Kongres.
“PLA dapat terus memperluas operasinya di luar rantai kepulauan pertama, menunjukkan kemampuan untuk menyerang pasukan Amerika dan sekutunya serta pangkalan militer di Samudra Pasifik barat, termasuk Guam,” tambah laporan yang dikutip Business Insider Jumat 17 Agustus 2018.
Laporan tersebut mencatat bahwa penerbangan ini dapat digunakan sebagai sinyal strategis untuk negara-negara regional, tetapi belum jelas “pesan apa yang disampaikan melalui penerbangan tersebut selain dari demonstrasi peningkatan kemampuan.”
Tahun lalu, pembom China menerbangkan selusin penerbangan operasional melalui Laut Jepang, ke Pasifik Barat, di sekitar Taiwan, dan di atas Laut China Timur dan Selatan yang semuanya adalah titi dengan potensi konflik. Sementara pada tahun 2015 dan 2016 masing-masing hanya ada empat penerbangan dan hanya dua penerbangan antara 2013 dan 2014.
Laporan Pentagon mencatat bahwa pada bulan Agustus 2017, Angkatan Udara China memperluas wilayah operasinya dengan mengirim enam pembom H-6K melewati Okinawa untuk pertama kalinya. Para pengebom terbang di sepanjang pantai timur pulau itu, tempat tinggal sekitar 50.000 personel militer Amerika.
Penerbangan pengebom ke Pasifik Barat dinilai Amerika juga membingungkan karena pesawat jarak jauh [H-6K] memiliki kemampuan untuk membawa enam rudal jelajah darat (LACMs), memberi China kemampuan serangan presisi jarak jauh yang dapat menjangkau Guam.
Kegiatan di sekitar Taiwan dan di Laut China Timur dan Selatan juga mengkhawatirkan mengingat kepentingan yang diperebutkan Beijing di wilayah-wilayah ini.
China terus melakukan modernisasi militernya dalam upaya untuk memenuhi visi Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk membangun militer kelas dunia yang dapat berjuang dan memenangkan perang di setiap teater pertempuran pada pertengahan abad ini.
Bagian dari proses ini adalah pengembangan alat proyeksi kekuatan, seperti kapal induk dan pembom strategis jarak jauh yang mampu menyerang target dengan muatan konvensional dan nuklir.
Amerika mengamati perkembangan ini dengan seksama, karena Pentagon percaya bahwa kini persaingan kekuatan besar, sekarang menjadi fokus utama dari keamanan nasional Amerika, bukan lagi terorisme seperti yang dijelaskan Menteri Pertahanan Jim Mattis awal tahun ini.