Amerika menyebut satelit milik Rusia kerap berperilaku tidak normal dan hal itu menyiratkan bahwa benda di ruang angkasa tersebut merupakan senjata.
“Kami prihatin dengan apa yang tampaknya perilaku yang sangat tidak normal oleh ‘inspektur aparatur luar angkasa’,” kata Asisten Menteri Luar Negeri Amerika untuk Pengawasan Senjata, Verifikasi dan Kepatuhan, Yleem Poblete, pada konferensi PBB tentang perlucutan senjata di Jenewa, Swiss, Selasa 14 Agustus 2018.
“Perilaku on-orbitnya tidak konsisten dengan yang dilihat sebelumnya, termasuk kegiatan satelit inspeksi Rusia lainnya.”
Dia menambahkan satu-satunya kepastian yang mereka miliki hanyalah bahwa satelit itu telah ditempatkan di orbit. “Kami tidak tahu pasti apa itu, dan tidak ada cara untuk memverifikasinya. ”
Poblete mengatakan sulit untuk menentukan tujuan yang sebeanrnya dari objek ruang angkasa hanya dengan mengamati pada orbit “Kita tidak memiliki cara membedakan perilaku banyak objek. Kurangnya informasi tersebut membuat kesimpulan bahwa satelit dianggap sebagai semacam ancaman.
Sebenarnya Rusia dan China telah berusaha meyakinkan Amerika dan negara-negara anggota PBB lainnya untuk menyetujui perjanjian yang mengikat guna mengadang perlombaan senjata antariksa yang akan segera terjadi.
Pada tahun 2014, Amerika menolak rancangan Perjanjian tentang penempatan senjata di ruang angkasa yang dikenal sebagai Prevention of the Placement of Weapons in Outer Space and of the Threat or Use of Force Against Outer Space Objects (PPWT).
Namun Poblete mencatat tidak ada bahasa yang melarang kegiatan penempatan senjata dalam rancangan perjanjian yang diusulkan oleh Rusia.
“Berdasarkan penyusunan bahasa perjanjian oleh Rusia, tidak ada dalam PPWT yang diusulkan yang melarang kegiatan semacam ini atau mengembangkan, menguji atau menimbun kemampuan senjata anti-satelit,” catat Poblete.
Itulah sebabnya, menurut dia, semua negara harus mempertimbangkan implementasi praktis dan transparansi sukarela serta langkah-langkah membangun kepercayaan dan mengembangkan norma-norma perilaku yang bertanggung jawab untuk kegiatan luar angkasa, daripada mengejar perjanjian yang mengikat secara hukum dan controversial.
Namun Alexander Deyneko, seorang diplomat senior Rusia di Jenewa sebagaimana dikutip Reuters mengatakan Amerika belum mengajukan perubahan dari rancangan perjanjian tersebut.
“Kami melihat bahwa pihak Amerika meningkatkan keprihatinan serius mereka tentang Rusia, sehingga Anda akan berpikir mereka harus menjadi orang pertama yang mendukung prakarsa Rusia. Mereka harus aktif dalam bekerja untuk mengembangkan sebuah perjanjian yang akan 100 persen memuaskan kepentingan keamanan Amerika, “katanya. “Tapi mereka belum membuat kontribusi yang konstruktif ini.”