Semua Bisa Repot, Trump Resmi Blokir Pengiriman F-35 Turki

Semua Bisa Repot, Trump Resmi Blokir Pengiriman F-35 Turki

Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi telah menandatangani undang-undang RUU kebijakan pertahanan yang akan menahan pengiriman jet tempur F-35 ke Turki. Keputusan ini  memperdalam keretakan antara kedua negara yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Langkah ini akan menjadi pukulan tajam bagi Ankara, setelah sebelumnya Trump pekan lalu memutuskan untuk menggandakan tarif pada aluminium dan baja Turki. Turki berencana untuk membeli 100 jet tempur generasi kelima ini.

Akan tetapi di sisi lain, pemblokiran ini juga akan memunculkan masalah yang rumit bagi Amerika, terutama dalam hal produksi jet tempur tersebut.

Foreign Policy melaporkan Senin 13 Agustus 2018  beberapa komponen utama jet tempur tersebut diproduksi oleh perusahaan Turki, dan Pentagon memperkirakan akan membutuhkan dua tahun untuk menemukan dan memenuhi syarat pemasok baru untuk menggantikan perusahaan Turki yang ditendang keluar dari program.

Selain itu pusat perbaikan dan perbaikan mesin F-35 di Eropa juga akan dibangun di Eskisehir, di Turki barat laut.

Ketegangan antara kedua negara terus memanas setelah Turki memenjarakan pendeta Amerika, Andrew Brunson karena tuduhan membantu kudeta militer. Ankara menyatakan bahwa Brunson, yang telah tinggal di Turki selama lebih dari 20 tahun, memiliki hubungan dengan para pemberontak.

Untuk sementara waktu, tampaknya pemerintahan Trump akan mencapai kesepakatan untuk meredakan ketegangan dan membebaskan Brunson. Namun pembicaraan dikatakan telah berantakan dalam sebulan terakhir.

Kedutaan Besar Turki di Washington tidak menanggapi pertanyaan tentang keputusan itu. Namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang menulis di New York Times pada akhir pekan, memperingatkan bahwa tindakan hukuman Trump terhadap Turki pada akhirnya akan menjadi bumerang bagi Amerika Serikat.

“Pada saat kejahatan terus mengintai di seluruh dunia, tindakan sepihak terhadap Turki oleh Amerika Serikat, sekutu kami selama beberapa dekade, hanya akan melemahkan kepentingan dan keamanan Amerika,” tulis Erdogan dalam sebuah opini.

“Kegagalan untuk membalikkan tren unilateralisme dan tidak hormat ini akan mengharuskan kita untuk mulai mencari teman dan sekutu baru.”

Pejabat senior Amerika, termasuk Menteri Pertahanan James Mattis, telah memperingatkan agar tidak menghapus Turki dari program F-35.

Ankara adalah mitra geopolitik kritis dan batu pijakan dari aliansi NATO, dan Pangkalan Udara Incirlik di Turki selatan adalah kunci utama untuk operasi di Timur Tengah, khususnya kampanye melawan ISIS.

Pangkalan ini juga menjadi rumah bagi bom nuklir B61 milik Amerika, sebuah pijakan penting dari pencegahan nuklir di Eropa.

Penjualan F-35 ke Turki menjadi masalah juga terkait keputusan Ankara untuk membeli sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia. Para pejabat mengatakan integrasi S-400 dengan F-35 dan NATO dapat membahayakan rahasia Amerika dan sekutu militer yang dijaga ketat.

“Sayangnya, kami sekarang memiliki ego dari kedua pemimpin yang terlibat, dan itu membuatnya sulit untuk mempermainkan situasi,” kata Loren Thompson, seorang analis dari Lexington Institute, sebuah lembaga pemikir yang menerima pendanaan dari Lockheed Martin.