Site icon

Lokcheed Terima Rp7 Triliun untuk Bangun Prototipe Senjata Hipersonik Kedua

Angkatan Udara Amerika Serikat memberikan kontrak kepada produsen senjata Lockheed Martin sebesar US$ 480 juta atau sekitar Rp7 triliun untuk memulai desain pada prototipe senjata hipersonik kedua.

Departemen Pertahanan dalam siaran pers Senin 13 Agustus 2018 mengatakan kontrak tersebut akan memberikan tinjauan kritis, uji dan dukungan kesiapan produksi untuk Air-Launched Rapid Response Weapon (ARRW).

“Hari ini Angkatan Udara telah memberikan kontrak sekitar US$480 juta kepada Lockheed Martin Missiles & Fire Control untuk mulai merancang prototipe senjata hipersonik kedua,” kata rilis itu.

Berdasarkan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2019 yang ditandatangani Presiden amerika Donald Trump pada Senin, Amerika Serikat akan mempercepat program pertahanan rudal hipersoniknya dan memberikan laporan dalam 90 hari kepada komite pertahanan kongres.

Pada bulan April, Angkatan Udara Amerika memberikan kontrak senilai US$ 930 juta kepada Lockheed Martin untuk mengembangkan prototipe pertama senjata hipersonik.

Senjata hipersonik adalah rudal yang bergerak pada kecepatan di atas 5 Mach atau lebih atau setidaknya lima kali lebih cepat daripada kecepatan suara. Para komandan senior Pentagon telah memperingatkan bahwa Amerika Serikat tertinggal dibandingkan Rusia dan China di bidang senjata hipersonik.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow telah berhasil menguji rudal hipersoniknya yang disebut sebagai, Kinzhal. Kepala Komando Strategis AS (STRATCOM) Jenderal John Hyten telah memperingatkan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki pertahanan terhadap serangan hipersonik.

Exit mobile version