Angkatan Udara China pekan lalu mengumumkan bahwa satu skuadron J-16 akan segera siap tempur. Meskipun tidak secanggih jet tempur generasi kelima J-20, jet tempur yang secara resmi diberi nama Weilong, atau naga kuat akan menjadi bagian penting dari operasi Angkatan Udara China baik melawan Taiwan atau Amerika Serikat.
Berdasarkan jet tempur Sukhoi-30 Rusia, Shenyang J-16 diperkenalkan sekitar tahun 2012 hingga 2013 tetapi tidak melakukan debut resminya sampai setahun yang lalu, selama parade militer menandai ulang tahun ke-90 Tentara Pembebasan Rakyat. Didukung oleh mesin turbofan WS-10 Taihang, jet tempur ini disebut-sebut sebagai pesaing dari F-15 Amerika Serikat.
Pengamat militer mengatakan mereka telah memperhatikan lebih banyak lagi J-16 yang memasuki layanan, berdasarkan nomor seri yang terlihat pada jet tempur yang digunakan dalam latihan baru-baru ini. Hal ini menjadi bukti bahwa Angkatan Udara PLA secara diam-diam menambah skuadronnya.
Pesawat multirole ini adalah yang pertama dari jenisnya yang dapat membawa berbagai peralatan buatan China, mulai dari rudal anti-kapal dan rudal udara ke udara hingga bom pintar yang dipandu satelit, rudal jelajah, dan jammer penanggulangan elektronik atau electronic countermeasure (ECM). Jet tempur dapat digunakan untuk misi udara ke udara dan udara ke darat.
Meski desain sangat mirip dengan Su-30, J-16 dilengkapi dengan radar dan sistem pelacakan China. Daya jelajahnya yang tinggi membuat pesawat memiliki kemampuan untuk menyerang jauh ke wilayah musuh dan jangkauan operasional yang lebih besar. Versi serangan elektronik, J-16D, juga sedang dikembangkan. China menginginkan jet tempur itu setara dengan EA-18G Growler, platform serangan elektronik udara paling canggih yang digunakan Angkatan Laut Amerika.
Peperangan elektronik dipandang sebagai kunci untuk memenangkan konflik atas Selat Taiwan, dengan kemampuan untuk membuatakan sistem radar musuh dalam jam-jam pertama pertempuran yang sangat penting dan menentukan.
Para ahli militer mengatakan J-16, dengan muatan besar dan jarak jauh, dapat mengubah kekuatan udara pertahanan China menjadi kekuatan ofensif.
“Sebelum J-16, China harus bergantung pada sejumlah terbatas dari Su-30 buatan Rusia, sedangkan J-10 tidak memiliki jangkauan dan muatan untuk memenuhi syarat sebagai jet tempur yang benar-benar sebagai platrfom serang,” kata Collin Koh, peneliti dari S Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological University di Singapura.
Beijing sebelumnya telah mengimpor Su-27 dan Su-30 dari Rusia pasca-dingin dan melakukan modernisasi. Tapi jet-jet ini tidak dirancang sebagai jet tempur yang terutama digunakan untuk pertahanan.
“Di masa lalu divisi tempur Angkatan Udara China telah dicirikan lebih sebagai kekuatan defensif, dengan jangkauan terbatas dan kemampuan ofensif, terbatas terutama untuk wilayahnya,” kata Koh dikutip South China Morning Post Minggu 12 Agustus 2018. “J-16 akan mendorong kemampuan mereka menjadi lebih jauh.”
Selain meningkatkan kemampuan tempur angkatan udara, J-16 juga akan mengisi celah sebelum generasi jet tempur berikutnya dapat dibangun dalam jumlah yang lebih besar.
“J-16 setidaknya akan memenuhi peran sebagai kunci sebelum J-20 dan J-31 dapat diproduksi dalam jumlah yang cukup. Kedua jet generasi baru ini akan terlalu mahal untuk diproduksi massal dalam jumlah yang diperlukan untuk sepenuhnya memodernisasi armada tempur Angkatan Udara China. Oleh karena itu, J-16 sangat penting untuk menjembatani kesenjangan ini, ”katanya.
J-20 diharapkan memiliki kemampuan dogfighting superior, sementara J-31 akan menjadi jet tempur untuk melaksanakan strategi anti-akses area denial di Pasifik Barat.
Adam Ni, seorang peneliti kebijakan luar negeri dan keamanan China di Universitas Nasional Australia, mengatakan J-16 dapat memberi Beijing kemampuan tinggi untuk mempertahankan apa yang dianggapnya sebagai wilayah udara yang berdaulat, atau untuk serangan udara dalam skenario masa perang.
“J-16 akan memainkan peran penting dalam kampanye melawan Taiwan atau menghalangi Angkatan Laut Amerika,” kata Ni. Tetapi dia menambahkan desain mesin J-16 yang lemah akan membatasi kemampuan menyerangnya.