Tahun 1980-an Menjadi Awal Kuku Militer Amerika Menancap di Timur Tengah

Tahun 1980-an Menjadi Awal Kuku Militer Amerika Menancap di Timur Tengah

Pasukan Rusia di Kabul pada tahun 1986/Wikipedia

Kondisi ini meninggalkan Amerika Serikat hanya memiliki satu pilihan terakhir, yakni senjata nuklir. Seandainya tidak mungkin untuk menghentikan Tentara Merah agar tidak sampai ke Teluk Persia, Amerika bersedia menggunakan senjata nuklir taktis untuk menghentikan serangan Soviet.

Di bawah Menteri Pertahanan untuk Kebijakan, Robert Komer mengembangkan tiga skenario untuk mempekerjakan nuklir terhadap Soviet di Iran. Crist memberikan ikhtisar tentang mereka dalam bukunya.

Dua opsi pertama menggunakan senjata nuklir hanya di Iran, dengan tujuan untuk memblokir pasukan Soviet dengan menghancurkan melewati gunung di perbatasan Iran-Soviet dan Pegunungan Zagros, yang akan menghambat pergerakan Moskow ke arah selatan menuju Teluk.

Jika pasukan Soviet sudah berada di Iran, pengebom Amerika akan memukul unit eselon belakang Soviet yang masuk ke Iran, sementara altileri Angkatan Laut Amerika akan menghancurkan pasukan darat garis depan yang menyerang pasukan Amerika. Opsi ketiga memperluas serangan nuklir Amerika ke pangkalan-pangkalan dan tempat-tempat rudal nuklir di Uni Soviet selatan, menyerang markas nuklir Soviet, basis logistik, dan pasukan konvensional.

Kelemahan mencolok untuk strategi ini adalah sebesar penggunaan pertama nuklir di pihak Amerika Serikat. Tidak dapat dibayangkan bahwa hal itu membutuhkan keputusan politik tingkat tinggi  serta ancaman balasan dari Uni Soviet. Menyerang pasukn atau wilayah Soviet dengan nuklir adalah hal yang terlalu jauh.

Oleh karena itu Komer lebih suka opsi pertama, yang akan dilaksanakan dengan menggunakan Special Atomic Demolition Munition (SADM). Awalnya dikembangkan pada 1960-an untuk digunakan di Eropa Tengah setelah invasi Pakta Warsawa, SADM adalah “ransel nuklir” yang cukup ringan untuk ditangani oleh tim dua orang pasukan yang dilatih khusus. Tim ini akan diturunkan dengan parasut di belakang garis musuh, menanam perangkat pada target bernilai tinggi, mengatur hasil hulu ledak dan timer, lalu melarikan diri.

SADM harus digunakan dengan cara yang sama di Iran, kecuali mereka akan digunakan di gunung, terowongan dan jalan untuk menyebabkan runtuhnya dan longsoran yang akan mencegah pasukan Soviet maju lebih jauh ke Republik Islam, menghentikan invasi sebelum memperoleh banyak wilayah.

Dalam skenario terbaik, tidak ada korban Soviet yang akan terjadi, sehingga membatasi risiko eskalasi perang nuklir. Meskipun hanya sedikit yang dapat mencegah Soviet dari menuklir kota-kota utama Iran dan pelabuhan-pelabuhan untuk mencegah Amerika Serikat menyerbu dan menduduki negara itu, ini dianggap sebagai harga murah sebagai ganti untuk menghentikan serangan Soviet.

NEXT: DOKTRIN CARTER MENGINSPIRASI PENERUSNYA