Amerika Serikat mulai memberlakukan lagi sanksi atas Iran yang telah dibekukan berdasarkan kesepakatan nuklir bersejarah 2015. Seperti biasa Iran pun menanggapi hal itu dengan pernyataan keras
Pada Senin 6 Agustus 2018, seorang pejabat yang tak disebutkan jatidirinya mengatakan kepada media melalui telekonferensi bahwa tahap pertama sanksi mulai berlaku Selasa pukul 00.01 waktu setempat. Sanksi itu ditujukan pada pembelian mata uang Amerika oleh Iran, perdagangan emas dan logam mulia lain, serta penggunaan grafit, alumunium, baja, batu bara dan perangkat lunak yang digunakan dalam proses industri.
Sanksi tersebut juga akan mempengaruhi transaksi yang berkaitan dengan rial Iran, pengeluaran utang luar negeri, dan sektor otomotif negeri itu.
Babak berikutnya, akan akan diberlakukan pada 5 November, akan ditujukan pada sektor pelabuhan Iran, energi, pelayaran dan pembuatan kapal, transaksinya yang berkaitan dengan minyak, dan kesepakatan bisnis oleh lembaga keuangan asing dengan Bank Sentral Iran.
Pemerintah Trump juga akan mendaftarkan kembali ratusan orang, kesautan, kapal, dan pesawat yang sebelumnya dimasukkan di dalam daftar sanksi.
Apa yang disebut sanksi snapback itu meliputi apa yang dicabut berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 antara negara besar dunia dan Teheran mengenai pengekangan program nuklir Iran.
Presiden Amerika Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir itu pada Mei, sehingga memicu kecaman global dan mengakibatkan perpecahan di Eropa. Sebagian sekutu utamanya di Eropa telah berusaha mencegah kesepakatan 2015 tersebut berantakan.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan rakyat Iran akan membuat Amerika Serikat menyesal karena memberlakukan lagi sanksi terhadap Republik Islam tersebut.
“Melalui persatuan dan solidaritas, rakyat Iran akan menghadapi dan melawan dengan keberanian kembalinya sanksi,” kata Rouhani.
“Trump akan belajar bahwa jenis tekanan ini tidak membuat rakyat Iran menyerah pada masa lalu dan [rakyat Iran] takkan pernah melakukannya pada masa depan.”
Rouhani juga mengatakan Pemerintah Amerika tidak bisa dipercaya dalam perundingan apapun setelah penarikan dirinya dari kesepakatan nuklir Iran.
“Pembicaraan memerlukan kejujuran,” kata Presiden Iran tersebut di dalam pidato yang ditayangkan televisi pada Senin. Ia mendesak Amerika Serikat agar membuktikan i’tikadnya untuk menyelesaikan masalah melalui perundingan.
“Perundingan dengan sanksi tak masuk akal,” ia menegaskan. Presiden Iran itu menyatakan seruan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini bagi pembicaraan langsung dengan Iran hanya bertujuan menciptakan perpecahan di negeri tersebut.