Supercarrier adalah bentuk akhir dari proyeksi kekuatan Amerika dan tetap merupakan kemampuan yang tidak dimiliki Angkatan Laut lainnya di planet ini. Mereka adalah kapal dan senjata paling mahal di planet ini.
Dalam dekade mendatang, supercarrier kelas Ford, penerus kelas Nimitz, akan menghabiskan hampir seluruh anggaran pertahanan tahunan Amerika, dan ini tidak termasuk pesawat yang digunakan sebagai bagian dari sayap pesawat. Hal lain yang paling penting adalah kapal ini membawa 6.000 jiwa.
Dengan semua kenyataan ini, sulit dibayangkan bagaimana jika kapal induk tenggelam dalam sebuah pertempuran. Sesuatu yang mungkin saja terjadi di masa depan.
Angkatan Laut Amerika melihat ke arah masa depan armada kapal induknya pada tahun 2000-an, ketika mereka mulai merancang supercarrier kelas baru. Tetapi untuk membuatnya lebih dapat bertahan hidup, mereka membutuhkan data tentang apa efek sebenarnya dari jenis senjata tertentu dan kerusakan yang diakibatkannya ada pada salah satu kapal tempur besar ini.
Masalahnya adalah bahwa sejak USS Forestall’s (CV-59) ditenggelamkan dalam simulasi serangan di laut lepas pada 1950-an, belum pernah sekalipun Amerika menenggelamkan supercarrier untuk menguji sebenarnya setangguh apa kapal ini menghadapi gemburan lawan.
Didorong oleh turunnya tensi Perang Dingin, kapal induk Amerika bertenaga konvensional ditarik keluar dari layanan pada tahun 1990-an dan 2000-an. Meskipun beberapa organisasi mencoba untuk mendapatkan kapal-kapal ini sebagai museum, mereka akhirnya menyerah karena terbukti terlalu besar dan mahal untuk dipertahankan.
Hanya USS John F. Kennedy (CV-67), masih dipertahankan untuk museum.Baru-baru ini sempat muncul rencana untuk memperbaiki lagi USS Kitty Hawk (CV-63) dan membawanya kembali ke layanan guna membantu memenuhi tujuan kepemilikan 355 kapal Angkatan Laut Amerika. Tetapi rencana ini akhirnya tidak dijalankan.
Salah satu kelas Kitty Hawk yang bernama USS America (CV-66) menemui nasib beda. Kapal induk yang pensiun pada tahun 1996 diputuskan untuk dijadikan platform uji dengan akan ditenggelamkan dalam sebuah simulasi serangan. Pelajaran-pelajaran itu kemudian akan diterapkan langsung ke program supercarrier penerus kelas Nimitz.
Ide ini mendapat tentangan keras sejumlah pihak terutama para veteran yang pernah bekerja di kapal induk tersebut. Kapal itu juga telah menjadi bagian dari begitu banyak momen penting dalam sejarah Amerika dengan mengambil bagian dalam Perang Vietnam dan Perang Teluk Persia, dan dalam operasi tempur di atas Libya, bersama dengan banyak misi penting lainnya. Puluhan ribu orang telah bekerja di kapal tersebut selama beroperasi 31 tahun.
Namun, Angkatan Laut Amerika bersikeras menggunakan kapal untuk tujuan ini. Pada tahun 2005, Wakil Kepala Operasi Angkatan Laut Amerika Laksamana John Nathman menjelaskan alasan Angkatan Laut mengambil keputusan ini.
“USS America akan membuat satu kontribusi terakhir dan vital bagi pertahanan nasional kita, kali ini sebagai platform uji dan evaluasi serangan. Warisan America akan berfungsi sebagai tapak dalam desain kapal-kapal induk masa depan – kapal yang akan melindungi putra, putri, cucu-cucu mereka dan cucu-cucu hebat veteran Amerika, kami akan melakukan berbagai tes komprehensif di atas dan di bawah garis air untuk pengumpulan data yang digunakan oleh arsitek dan insinyur angkatan laut dalam menciptakan armada kapal induk masa depan,” katanya saat itu.
“Ketika misi itu selesai, USS America akan menyelinap diam-diam di bawah laut. Saya tahu America memiliki tempat yang sangat istimewa di hati Anda, bukan hanya karena namanya, tetapi juga untuk layanan Anda di atasnya. Saya meminta Anda memahami mengapa kami memilih kapal ini untuk misi penting terakhir ini dan mencatat sifat kritis dari layanan terakhirnya. ”
Setelah itu US Navy mempersiapkan operasi SINKEX untuk menguji ketangguhan kapal ini. Sebagaimana ditulis The War Zone, pada 19 April 2005, eks USS America ditarik ratusan mil dari pantai Virginia. Segera setelah itu serangan dimulai. Kapal dihajar dengan serangan dari atas dan bawah permukaan air.
Kapal rusak parah, tetapi tidak langsung tenggelam. Setelah hampir empat minggu serangan dilakukan kapal induk itu baru tenggelam. Pada 14 Mei 2005, buritan kapal menghilang di bawah garis air dan kapal mulai berlayar ke dasar laut.
Lokasi yang tepat di mana kapal ditenggelamkan dilaporkan sekitar 300 mil dari Virginia, tetapi diyakini lokasi sebenarnya jauh lebih jauh lagi. Kapal diperkirakan tenggelam di perairan dengan kedalaman hampir 17.000 kaki. Jelas, Angkatan Laut Amerika tidak ingin siapa pun menyelinap di sekitar lambung kapal yang sudah tenggelam.
Hasil latihan ini dari ibu SINKEX tetap dirahasiakan, seperti halnya gambar atau video lain dari operasi. Hanya baru-baru ini beberapa foto penenggelaman itu dirilis.
Tetapi fakta bahwa kapal induk baru tenggelam empat minggu setelah serangan besar yang merusak dengan parah menggambarkan bahwa kapal induk adalah platform yang sangat kuat. Secara jelas bahwa USS America dibangun untuk bertahan dalam kerusakan berat dalam pertempuran. Meski kemudian tenggelam, waktu empat minggu akan cukup bagi Angkatan Laut untuk melakukan penyelamatan kru yang jumlahnya ribuam.