Prancis menghadapi pemblokiran penjualan rudal SCALP ke Mesir dari Amerika Serikat karena aturan International Trade in Arms Regulation (ITAR). Penjualan bisa dilakukan dengan syarat Prancis harus menghilangkan semua komponen buatan Amerika di senjata tersebut. Pertanyaannya apakah mereka bisa melakukannya?
Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly mengatakan penggantian komponen Amerika bisa saja dilakukan meski memunculkan sejumlah konsekuensi. Salah satunya akan ada penundaan pengiriman senjata ke Mesir.
Menjawab pertanyaan tentang ekspor senjata di Majelis Nasional negara itu, Parly mengatakan bahwa keputusan Amerika Serikat menggunakan ITAR untuk memblokir penjualan rudal jelajah serangan darat yang diluncurkan ke Mesir dapat dielakkan jika bagian yang dibangun di dalam negeri digunakan sebagai gantinya, tetapi ini membutuhkan waktu.
“Dalam hal ini, kami tidak akan mampu melawan larangan Amerika terhadap penjualan rudal SCALP [ke Mesir]. Satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah untuk MBDA membuat investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk dapat memproduksi komponen serupa yang tidak tercakup oleh ITAR, ”kata Parly dalam transkip pertemuan yang baru-baru ini dirilis. Pertemuan itu sendiri dilakukan pada 4 Juli 2018 lalu.
“Kami dapat melakukannya untuk SCALP / Rafale Mesir sejauh rudal baru dapat dibangun dengan penundaan yang masuk akal, meskipun pelanggan mungkin menemukan penundaan ini terlalu lama,” tambahnya.

Sebagaimana dicatat oleh Parly dalam jawabannya, masalah peraturan ITAR tidak hanya mempengaruhi penjualan rudal SCALP ke Mesir, tetapi juga dari Dassault Rafale yang akan membawanya. Kairo ingin menambah 24 pesawat yang telah dibeli dari Paris dengan 12 pesawat lagi, dengan platform tambahan yang dilengkapi dengan rudal SCALP.
Menurut laporan, pemerintah Mesir tidak akan menandatangani untuk pesawat baru kecuali rudal dimasukkan.