Data penting jet tempur F-35 Inggris berhasil dicuri melalui aksi peretasan pada akun aplikasi kencan milik staf perempuan Angkatan Udara Inggris.
Dilaporkan Mail Online Minggu 5 Agustus 2018 pencurian dilakukan setelah seseorang berhasil meretes akun milik staf wanita tersebut yang kemudian digunakan untuk merayu seorang karyawan pria Royal Air Force untuk memberikan informasi rahasia tentang pesawat tempur siluman tersebut.
“Seseorang meretas profil Tinder seorang staf wanita RAF, lalu menghubungi prajurit lain dengan berpose sebagai wanita tersebut dan berbicara manis kepadanya untuk berbagi informasi tentang jet tempur siluman yang mahal. Tidak jelas siapa pelakunya atau kekuatan internasional apa yang mungkin telah mengatur plot tersebut,” tulis Mail Online.
Menurut memo peringatan RAF yang , dikutip oleh Daily Mail menyebutkan wanita yang akunnya diretas dengan cepat melaporkan insiden itu hingga memungkinkan tindak lanjut dan penyelidikan cepat.
“Untungnya, hanya sedikit informasi yang diungkapkan dan individu yang akunnya diretas melaporkan masalah ini dengan cepat. Namun demikian, insiden ini membuktikan risiko rekayasa sosial dan pengintaian online terhadap profil media sosial yang mengungkapkan tautan ke HM Forces,” sebutmemo, yang ditulis oleh Penasihat Keamanan Utama RAF tersebut.
Memo tersebut, memperingatkan staf militer terhadap risiko dari apa yang disebut rekayasa sosial atau social engineering (SE), yang digambarkan sebagai “manipulasi psikologis untuk memperoleh informasi rahasia atau sensitif.”
“SE dapat dilakukan melalui telepon maupun online. Operasi yang terampil dan meyakinkan bertujuan untuk memperoleh informasi melalui persahabatan, simpati dan kewajiban untuk mengumpulkan informasi untuk membangun gambaran yang lebih besar, ”klaim RAF.
Mengomentari memo itu, RAF mengatakan kepada Daily Mail bahwa mereka tidak dapat membahas langkah-langkah keamanan.
“Namun, kami dapat mengkonfirmasi bahwa prosedur kami berada di bawah peninjauan konstan dan diperbarui secara berkala untuk memastikan panduan yang benar tersedia untuk orang-orang kami,” kata pihak berwenang.
Menurut laporan itu, insiden itu terjadi hanya beberapa minggu setelah empat pesawat pertama dikirim ke pangkalan RAF Marham di Norfolk, Inggris. Inggris berencana untuk membeli 138 jet, masing-masing seharga sekitar US$ 120 juta.