China adalah salah satu dari segelintir negara yang terlibat dalam perlombaan pembangunan platform serangan hipersonik yang mampu menghindari sistem pertahanan rudal modern.
Sebuah video pengujian Waverider Hipersonik Sky Star-2, yang dilakukan oleh Akademi Aerodinamika Aerospace China di barat laut China pada Jumat 3 Agustus 2018 lalu, telah muncul secara online. Disebutkan kendaraan hipersonik tersebut berhasil dipisahkan dari kendaraan peluncurannya dan terlibat dalam manuver ketinggian selama sepuluh menit penerbangan.
Waverider adalah desain pesawat hipersonik menggunakan gelombang kejut yang dihasilkan oleh penerbangan mereka sendiri sebagai lifting surface untuk meningkatkan rasio lift-to-drag.
Membawa muatan konvensional atau nuklir atau hanya menggunakan energi kinetik yang sangat besar karena kecepatan penerbangan mereka untuk menghancurkan target mereka.
Rusia diperkirakan akan menggunakan kendaraan hipersonik boost-glide milik Avangard di rudal balistik antar benua Sarmat pada akhir 2018 atau awal 2019. Sementara Amerika memiliki proyek sendiri, terutama dengan pesawat tanpa awak Boeing X-51. Pada bulan Mei, Angkatan Udara Amerika mengumumkan bahwa mereka mempercepat pengembangan proyek senjata hipersoniknya untuk mengejar Rusia dan Cina.
Awal pekan ini, para ahli senjata strategis juga melihat apa yang mereka yakini sebagai pengujian rudal hipersonik CH-AS-X-13 yang diluncurkan dari udara. Rudal bahan bakar cair dua tahap baru China ini memiliki kisaran 3.000 km.
Berikut rekamanan pengujian Sky Star-2
CAAA successfully test flew waverider hypersonic flight vehicle 星空/Sky star-2 in the northwest test range on Friday morning, the rocket completed active phase turning, stage/fairing separation, flight vehicle autonomous flight and high maneuvering turning in 10 minutes' flight. pic.twitter.com/LhR3OrJuRy
— dafeng cao (@dafengcao) August 3, 2018