Gedung Putih membantah tuduhan bahwa Amerika Serikat berada di belakang ledakan pesawat tak berawak selama acara militer Sabtu 4 Agustus 2018 di mana Presiden Venezuela Nicolas Maduro sedang berbicara.
“Saya dapat mengatakan dengan tegas tidak ada keterlibatan pemerintah Amerika dalam hal ini,” kata John Bolton, penasihat keamanan nasional untuk Gedung Putih, mengatakan kepada Fox News Sunday dalam sebuah wawancara Minggu 5 Agustus 2018
Bolton justru mengatakan serangan ini akibat pemerintah Maduro yang terus melakukan korupsi dan penindasan meluas di Venezuela.
“Itu terjadi karena sikap rezim Maduro sendiri,” kata Bolton. Dia menambahkan bahwa tidak ada orang Amerika yang terluka dalam ledakan itu.
“Jika pemerintah Venezuela memiliki informasi keras yang ingin mereka tunjukkan kepada kami yang menunjukkan potensi pelanggaran hukum kriminal Amerika, kami akan melihat serius,” tambahnya.
Maduro sering menyalahkan Amerika Serikat, yang telah menjatuhkan sanksi terhadap pejabat di pemerintahannya, untuk mengobarkan rencana untuk menggulingkannya agar mengakhiri hampir dua dekade sosialisme di Venezuela.
Sekelompok kecil yang disebut Flanel Soldier mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Sabtu. Maduro tidak terluka saat ledakan.
Venezuela selama lima tahun berada di bawah krisis ekonomi yang parah yang telah mengakibatkan kekurangan gizi dan inflasi tinggi hingga menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi melintasi perbatasan ke Kolombia dan Brasil.