Trump Terus Serang NATO, Putin dapat Hadiah Besar
Business Insider

Trump Terus Serang NATO, Putin dapat Hadiah Besar

Sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang terus menyerang dan meremehkan anggota NATO dinilai sebagai hadiah besar bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Letnan Jenderal Angkatan Darat Ben Hodges, yang memimpin Angkatan Darat Amerika di Eropa sebelum pensiun pada akhir 2017 mengatakan ikap Trump ini telah menjadikan Putin memperoleh kekuatan politik di Eropa.

“Saat ini, fakta bahwa kepemimpinan Amerika dari aliansi, setidaknya di tingkat presiden, yang dipertanyakan, itu adalah kerentanan besar,” kata Hodges yang juga memimpin pasukan di Irak dan Afghanistan selama kariernya 38 tahun di Angkatan Darat Amerika

“Dalam semua kehidupan Angkatan Darat saya, saya bahkan tidak pernah membayangkan seorang presiden Amerika tidak berkomitmen 100%,” katanya sebagaimana dilansir Business Insider Senin 30 Juli 2018.

Putin, menurutnya, ingin membangun kembali tatanan dunia di mana Rusia sekali lagi merupakan kekuatan besar. Salah satu caranya dia harus harus merusak NATO, dan melemahkan Uni Eropa. Hal ini dilakukan dengan menabur ketidakpercayaan dan menciptakan atau mengeksploitasi perpecahan antara negara-negara . “Hal ini  menyebabkan kita kehilangan kepercayaan di institusi kita, ”tambah Hodges, yang kini menjadi Pershing chair di Center for European Policy Analysis yang berbasis di Washington, DC

“Seorang presiden atau pejabat senior yang menyatakan bahwa AS tidak berkomitmen untuk membela sesama anggota NATO seperti hadiah untuk Presiden Putin,” kata Hodges.

Dia menambahkan pemimpin Rusia saat ini kemungkinan akan semakin berani memberi tekanan lebih pada Negara-negara Baltik.

Di bawah Putin, Rusia telah memberikan bantuan dalam bentuk kerja sama, pinjaman, propaganda, dan dukungan politik kepada partai-partai di sayap kanan dan mereka yang skeptis terhadap Uni Eropa. Selain Euroskepticism, partai-partai seperti itu cenderung mendukung kebijakan hukum dan ketertiban yang keras dan menentang imigrasi, serta mendukung kebijakan Rusia atau pemerintah Rusia.

Bantuan itu tampaknya telah diperpanjang di seluruh benua, termasuk di Prancis, Belanda, Hongaria, Austria, dan Republik Ceko. Rusia juga diyakini telah mendukung separatis Catalan di Spanyol dan kampanye pro-Brexit di Inggris.

Hodges menunjuk khusus untuk kampanye disinformasi sebagai salah satu metode campur tangan Rusia.

“Siapa pun yang memberi perhatian kepada Rusia tahu bahwa ini adalah cara mereka beroperasi,” katanya.

“Masyarakat terbuka selalu akan menjadi sedikit rentan terhadap itu, dan  masyarakat harus sangat ulet untuk melawan rentetan kebohongan konstan yang keluar dari Rusia di semua tingkatan.”

 

Namun demikian, Hodges mengakui meski memiliki keuntungan politik akibat situasi tidak akur NATO, Rusia masih menghadapi banyak tantangan , salah satnua terkait dengan minimnya sumber daya yang dapat dikumpulkan.

Meski Moskow dapat mengandalkan lebih dari 1.500 senjata nuklir yang dikerahkan, kekuatan konvensionalnya masih ada di bawah Amerika Serikat. Namun Rusia bagaimanapun dinilai telah berhasil menggunakan teknik perang hybrid.