Arab Saudi mengumumkan pembekuan semua pengiriman minyak mentah melalui Selat Bab El-Mandeb. Keputusan untuk menutup Selatan tersebut diambil sebagai reaksi atas serangan gerilyawan Syiah Yaman, Al-Houthi, terhadap dua tanker raksasa minyak Arab Saudi yang melewati Selatan di Laut Merah itu pada Rabu 25 Juli 2018.
Khalid Al-Falih, Menteri Sumber Daya Energi, Indutri dan Mineral Arab Saudi mengatakan serangan tersebut mengakibatkan kerusakan kecil pada salah satu tanker itu. Dia menambahkan larangan tersebut akan belanjut sampai keamanan pelayaran melalui Selat tersebut dapat dijamin.
Gerilyawan Syiah Yaman, Al-Houthi, di dalam satu pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita SANA –yang dikuasai Al-Houthi, mengakui mereka menyerang satu kapal perang Arab Saudi di lepas pantai Yaman Barat pada Rabu.
“Personel Angkatan Laut hari ini menyerang kapal perang Arab Saudi, Dammam,” demikian antara lain isi pernyataan tersebut.
Seorang pejabat senior Al-Houthi di biro politik kelompok Syiah itu, yang meminta tak disebutkan jatidirinya, mengatakan bahwa kapal Arab Saudi tersebut berada di zona perang.
Bab el-Mandab adalah salah satu chokepoints minyak yang paling genting di dunia saat ini. Hanya 18 mil lebar pada titik tersempit, Bab el-Mandab menghubungkan Laut Merah ke Teluk Aden dan akhirnya ke Samudera Hindia. Ketidakstabilan atau penutupan Selat bisa memaksa kapal tanker harus perjalanan sekitar ujung selatan Afrika.
Catatan EIA, sebagian besar lalu lintas menuju selatan melalui Terusan Suez juga harus melewati Bab el-Mandab.
Pada tahun 2013, 3,8 juta barel minyak melewati titik ini setiap hari. Harga minyak tersentak setelah pemerintah Yaman runtuh dan makin meningkat ketika gempuran ke negara itu untuk menyerang militan Houthi dimulai.
Baca juga: