Site icon

Membengkak Dua Kali Lipat, Dua Aegis Ashore Jepang Bisa Habiskan Rp77 Triliun

Rudal Aegis Ashore

Kementerian Pertahanan Jepang memperkirakan harga dua baterai rudal berbasis darat Aegis Ashore yang akan diinstal di negara tersebut akan menghabiskan dana sekitar 400 miliar yen atau sekitar Rp51, 6 triliun. Angka ini dua kali lipat dari perkiraan awal.

Sumber pertahanan Jepang sebagaimana dikutip media Jepang Mainichi Rabu 25 Juli 2018 mengatakan biaya tersebut belum termasuk harga rudal pencegat yang dipasang pada baterai dan biaya lainnya. Jika semua dana itu dimasukkan maka dibutuhkan total biaya dua unit bisa meningkat hingga hampir 600 miliar yen atau sekitar Rp 77,3 triliun. Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai perlunya sistem mahal tersebut di tengah ketegangan di Semenanjung Korea yang semakin turun.

Pemerintah mendorong untuk menginstal sistem Aegis Ashore yang dikembangkan Amerika di Akita dan prefektur Yamaguchi untuk memperkuat pertahanan Jepang dari ancaman senjata nuklir atau rudal Korea Utara. Dua sistem rudal ini diharapkan bisa online pada 2023.  Pemasangan dua Aegis Ashore ini diyakini cukup untuk menutupi seluruh wilayah Jepang.

Perkiraan menjadi menggelembung ketika kementerian mempertimbangkan memperkenalkan radar SSR yang dibangun Lockheed Martin Corp sebagai komponen kunci dari sistem perisai rudal, yang ternyata lebih mahal daripada radar yang saat ini dikerahkan pada Aegis yang ditempatkan di kapal perang Angkatan Laut Jepang.

Biaya untuk membangun fasilitas di situs untuk sistem Aegis Ashore juga diperkirakan akan meningkat, sementara rudal pencegat SM-3 Block 2A yang dikembangkan bersama oleh Jepang dan Amerika Serikat harganya diperkirakan mencapai sekitar 4 miliar yen atau sekitar Rp5 miliar per biji.

Sejak pertemuan puncak Amerika-Korea Utara pada 12 Juni, ketegangan di Semenanjung Korea telah mereda. Namun Kementerian Pertahanan mengatakan akan melanjutkan rencana pemasangan sistem Aegis Ashore dengan mengatakan bahwa ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara tetap ada.

Rencana itu telah memicu kekhawatiran di antara penduduk lokal dari prefektur Akita dan Yamaguchi karena mereka takut bahwa perisai rudal bisa menjadi sasaran serangan musuh. Mereka juga menyuarakan kekhawatiran bahwa sistem radar, yang memancarkan gelombang radio yang kuat, bisa berbahaya bagi kesehatan manusia.

Exit mobile version