Garda Revolusi Iran atau Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) menjadi salah satu tulang punggung utama kekuatan militer Iran. Mereka memiliki posisi istimewa dibandingkan dengan militer regular di negara tersebut. Siapa mereka sebenarnya?
Korps Garda Revolusi Islam Iran ini dibentuk pimpinan tertinggi Ayatollah Ruhollah Khamenei seusai revolusi untuk menjatuhkan pemerintahan Shah Reza Pahlavi. Dalam menjalankan operasinya, pasukan ini hanya dapat dikendalikan Khamenei, sehingga seluruh operasi dilaporkan langsung kepada pimpinan tertinggi.
Garda Revolusi juga memiliki komponen udara, laut dan darat dengan jumlah personel diperkirakan mencapai 150 ribu orang. Korps ini memiliki tugas utama untuk menjaga keamanan dalam negeri, serta mencegah kudeta atas pemahaman revolusi Iran. Namun, pasukan ini juga dapat digunakan untuk membantu tentara reguler.
Sejumlah analis militer memperkirakan, Garda Revolusi Iran pertama kali dilibatkan dalam Perang Iran-Irak pada 1980-1988. Iran mengerahkan Pasukan Quds yang berjumlah 10.000 sampai 15.000 personel. Pasukan ini juga kerap kali terlibat dalam berbagai ekspansi militer di luar Iran. Pasukan ini dipercaya untuk menjalin relasi dengan kelompok Syiah dan Kurdi di seluruh dunia.
Kelompok militan Quds ini sudah melintasi berbagai perbatasan negara, mulai dari Lebanon, Palestina, Irak, Afghanistan dan sejumlah negara Timur Tengah lainnya. Mereka dipercaya turut membantu Taliban dan militan Irak untuk menyerang posisi pasukan koalisi bentukan Amerika.
Hal inilah yang menjadi alasan Amerika sempat enggan membantu dalam menyerang Tikrit karena pasukan Quds berada di misi itu. Pasukan ini diyakini ikut membantu kekuasan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk tetap menduduki jabatannya.
Garda Revolusi tak hanya sekadar pasukan paramiliter, tapi juga sangat memiliki pengaruh besar dalam menjaga situasi politik di Iran. Hal itu dibuktikan dengan penempatan mantan-mantan perwira Garda untuk berada di dalam pemerintahan sejak era Mahmud Ahmadinejad. Langkah ini diambil Khamenei guna mencegah pengaruh Mohammad Khatami terhadap ideologi negara.
Bahkan, pasukan ini dilaporkan sempat menyandera Ahmadinejad sebelum turun dari jabatannya sebagai presiden. Penyanderaan ini terjadi karena pemimpin eksentrik tersebut dipercaya akan melawan kepemimpinan Khamenei dan menggantikannya sebagai pimpinan tertinggi Iran.
Selain bertugas menjaga keamanan dan ideologi Iran, Garda Revolusi memegang kontrol penuh terhadap penjagaan misil balistik militer. Pasukan ini juga dapat menggelar operasi intelijen di luar dan dalam negeri, dan mempertahankan rezim Khamenei hingga membuatnya sangat berkuasa di negeri itu.
Garda Iran juga dituding terlibat dalam sejumlah kerusuhan guna menghadang kelompok-kelompok yang dianggap berseberangan dengan Ideologi Revolusi Iran. Aksi ini dilakukan dua sempalan Garda Revolusi, yakni Guardsmen dan Basij, mereka ini disebut-sebut bertanggung jawab dalam sejumlah penangkapan terhadap tokoh reformis.
Dari catatan globalfirepower.com, kekuatan balatentara Republik Islam Iran sendiri diperkirakan mencapai 545.000 personel. Namun, jumlah pasukan cadangan negara ini mencapai 1.800.000 orang, sebagian besar di antaranya bagian dari Garda Revolusi, pasukan elite penjaga ideologi revolusi Iran.