Aksi pencurian di Amerika menyasar hampir 300 buku pelajaran sekolah yang harganya sangat mahal. Masing-masing buku rata-rata harnya lebih dari US$200 dicuri dari satu sekolah di Negara Bagian Ohio, Amerika.
Kepolisian Ohio Selasa 17 Juli 2018 mengatakan pencurian dilakukan sejak Maret. Pencuri menggondol sebanyak 277 buku pelajaran dari University of Dayton School of Law, yang bernilai lebih dari US$56.500 atau sekitar Rp814 juta.
Menurut rekaman televisi, empat tersangka mencuri 106 buku pada 12 Juni, dan dua lelaki membawa pergi 99 buku baru pelajaran hukum di perguruan tersebut dengan nilai 20.900 dolar pada 30 Juni.
Polisi lokal bisa mengidentifikasi satu tersangka sebagai Christopher Begley, yang berusia 29 tahun. Polisi juga meminta masyarakat memberi keterangan mengenai identitas tiga tersangka lagi.
Sebagian buku yang dicuri telah ditemukan kembali dari satu kios buku bekas setempat. Walaupun sangat jarang terjadi, kasus itu menggaris-bawahi biaya buku pelajaran yang kian menjadi beban buat pelajar dan mahasiswa Amerika, terutama yang belajar di lembaga pendidikan tinggi.
Menurut Perhimpunan Toko Perguruan Tinggi Nasional, rata-rata satu buku pelajaran baru berharga US$58 Amerika pada 2011-2012 dan US$80 pada 2015-2016.
Satu studi yang dilakukan pada 2013 oleh Government Accountability Office, badan pengamat non-partisan pemerintah, mendapati dalam satu dasawarsa antara 2002 dan 2012, harga buku pelajaran meroket 82 persen, hampir tiga kali lipat inflasi harga konsumen selama priode yang sama.
Bahkan satu grafik yang lebih membuat kecil hati dari kelompok pemikir American Enterprise Institute memperlihatkan harga buku pelajaran perguruan tinggi melonjak sebesar 812 persen dari 1978 sampai 2012, jauh melampaui biaya pertumbuhan medis dan rumah, dan inflasi.
Para ahli percaya bahwa penerbit buku pelajaran mempertahankan harga buku pada tingkat tinggi dengan sering mengeluarkan edisi baru, untuk mencegah pelajar dan mahasiswa menggunakan buku bekas.