Kapal induk pertama dari Kelas Gerald Ford, USS Gerald Ford secara resmi telah diserahkan ke Angkatan Laut Amerika. Kapal induk paling baru yang dibangun untuk US Navy ini telah mengalami sejumlah masalah dalam pengembangan yang mengakibatkan penundaan jadwal dan pembengkakan anggaran.
Dengan harga mencapai lebih dari Rp170 triliun, USS Gerald Ford saat ini tercatat sebagai kapal paling mahal yang pernah dibangun sepanjang sejarah.
Pertanyaannya dengan harga yang fantastis itu apa yang akan diberikan oleh Gerald Ford? Kapal raksasa ini memiliki berat 90.000 ton. Kapal Induk dengan kode CVN-78 ini akan membawa 4.500 orang dengan berbagai tugas ketika berlayar.
Kapal ini sekilas mirip dengan kelas Nimitz yang pada akhirnya nanti akan digantikan oleh Ford. Kedua kelas memiliki lambung yang tampak serupa. Penampilan fisik yang hampir sama bukan berarti Ford tidak memiliki kemampuan yang berbeda, bahkan sebaliknya, kapal super mahal ini akan menawarkan berbagai inovasi baru yang mendukung kemampuannya.
Salah satunya Ford tidak lagi menggunakan sistem peluncuran catapult atau ketapel uap, tetapi dilengkapi dengan EMALS (Electromagnetic Aircraft Launch System), yang lebih ringan dan membutuhkan sedikit ruang.
Sistem ini juga lebih mudah dalam perawatan dan lebih sedikit membutuhkan tenaga manusia, serta tentu saja lebih handal dan hemat energi. EMALS dapat meluncurkan pesawat setiap 45 detik atau 25% lebih cepat dibandingkan sistem ketapel. Selain itu, karena EMALS tidak menggunakan uap sehingga akan cocok untuk meluncurkan pesawat tanpa awak dan kendaraan listrik lainnya.
Sistem peluncuran hanya sepotong kecil dari kemampuan CVN-78 ini. Kapal ini memiliki desain seperti pulau mengambang, tiga elevator lebih cepat dan lebih kuat (dibandingkan dengan empat di Kelas Nimitz), sebuah Advanced Aircraft Recovery System (AARS) dan perubahan desain dek penerbangan. Perubahan tersebut sangat penting untuk meningkatkan jumlah serangan mendadak bisa diluncurkan.
Sensor kapal induk telah menerima perbaikan dengan penambahan active electronically scanned array (AESA) search-and-tracking radar system terpadu. Sistem baru ini tidak memiliki bagian yang bergerak, sehingga meminimalkan kebutuhan perawatan dan kru untuk operasi. Radar AESA canggih memungkinkan kapal dan pesawat untuk menyiarkan sinyal kuat sambil tetap tersembunyi, yang sangat meningkatkan efektivitas tempur.
Berbicara tentang pertempuran, kapal induk lebih dari mampu melakukan sendiri. The Evolved SeaSparrow Missile (ESSM) yang dibawa akan mampu melawan rudal anti-kapal kecepatan tinggi dan sangat bermanuver, dan sistem senjata pilihan lain adalah Rolling Airframe Missile (RAM). Tidak ketinggalan Gatling dan senapan mesin berat plus 75 pesawat siap diluncurkan pada waktu tertentu.
CVN-78 memiliki kelebihan lain dibandingkan kelas Nimitz yakni kekuatan teknologi terbaru. Karena teknologi tersebut, USS Gerald R. Ford bisa menampung 2.600 pelaut, atau 600 lebih sedikit dibanding rata-rata Kelas Nimitz. Ini saja menghemat Angkatan Laut lebih dari $ 4 miliar selama masa hidup kapal induk yang diperkirakan akan mencapai 50 tahun.
CVN-78 juga memiliki kekuatan yang mengesankan. Kapal didukung oleh dua reaktor nuklir Bechtel A1B, yang masing-masing mampu memproduksi 300 megawatt listrik, tiga kali lipat dari reaktor Nimitz. Perubahan tersebut menghasilkan pengurangan dua pertiga dari kebutuhan watchstanding dan penurunan besar anggaran pemeliharaan yang diperlukan.
Dengan kekuatan besar datang senjata besar. Hanya setengah dari kemampuan pembangkit listrik di CVN-78 yang diperlukan untuk menjalankan sistem, termasuk EMALS sehingga CVN-78 akan memiliki cadangan daya yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan sistem senjata masa depan seperti laser dan baju besi yang dinamis, di beberapa titik di masa depan. Laser bisa dipecat dengan biaya beberapa dolar per tembakan dan mengkonsumsi sekitar 10 megawatt listrik.
Dengan kemampuan yang seperti itu, tentu Ford tidak akan begitu mudah untuk dilawan. Kapal ini tetap menjadi kekuatan yang menakutkan baik dalam menyerang maupun bertahan.