Destroyer Kelas Zumwalt kedua, USS Monsoor milik Angkatan Laut Amerika menghabiskan US$ 7,5 miliar atau sekitar Rp108 triliun untuk membangunya. Namun kapal yang tiba di Maine dari pengujian laut tersebut mengalami kerusakan mesin dan membutuhkan uang sekitar US$20 juta atau sekitar Rp287 miliar untuk memperbaikinya.
“Sayangnya, pulang dari pengujian kami menemukan masalah dengan salah satu mesin turbin utama yang menggerakkan salah satu generator utama,” kata Laksamana Angkatan Laut AS William Galinis kepada wartawan di Bath, Maine, sebagaimana dilaporkan Portland Press Herald Kamis 13 Juli 2018.
Menurut Komando Sistem Laut Angkatan Laut Amerika mesin rusak itu sebenarnya ditemukan dalam pemeriksaan pada Februari 2018. Namun, proses menempatkan mesin baru ke dalam kapal telah memakan waktu berbulan-bulan lebih lama dari yang diperkirakan karena para insinyur harus mengembangkan sistem rel khusus untuk mengekstraksi mesin yang rusak dan memasang yang baru.
Menurut USNI News, Angkatan Laut Amerika berencana untuk membayar untuk mesin turbin gas laut MT30 Rolls Royce.
Pada bulan Desember 2017, Monsoor harus kembali ke pelabuhan setelah hanya satu hari di laut sebagai akibat dari kegagalan sistem listrik. Angkatan Laut Amerika awalnya merencanakan untuk membeli 32 perusak kelas Zumwalt namun kemudian dipotong hanya menjadi tiga kapal.
Ketika semua dikatakan selesai, tiga kapal akan menelan biaya sekitar US$ 22 miliar dan perusak Zumwalt ketiga masih belum menyelesaikan konstruksi.
Masalah mesin belum muncul di kapal Zumwalt lainnya, meskipun mereka telah mengalami masalah teknis lainnya. Pada November 2016, kapal pertama USS Zumwalt rusak di Terusan Panama saat melakukan perjalanan dari Maine ke San Diego
Kelas Zumwalt adalah salah satu kapal termahal di dunia. Sebagai perbandingan supercarrier kelas Ford pertama Angkatan Laut Amerika diproyeksikan menelan biaya sekitar $ 10 miliar, meskipun pembengkakan biaya akhirnya membuat harga total USS Gerald Ford sekitar US$ 13 miliar.
