Pertemuan pesawat militer Amerika dan Rusia yang sekarang ini semakin sering terjadi belum ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang terjadi di era Perang Dingin.
Pada saat itu pilot Amerika dan Soviet sangat sering bertemu di udara. Entah dalam posisi dicegat atau posisi mencegat. Situasi pencegatan ternyata tidak selalu tegang dan agresif. Bahkan beberapa kali mereka saling bercanda dan menggoda.
Salah satu jet tempur Amerika yang kerap dikirim untuk mencegat pesawat Soviet adalah F-4 yang dikembangkan sebagai pencegat untuk melindungi Angkatan Laut AS (U.S. Navy’s Carrier Battle Groups/CVBG). Akibatnya F-4 mau tidak mau harus kerap bertemu pesawat Soviet seperti Tu-95 dan Tu-16 pembom di berbagai belahan dunia.
Jet F-4 Phantom US Navy seringkali diluncurkan oleh flattops Amerika untuk mencegat dan membayangi pembom strategis Uni Soviet yang mengitari kapal induk Amerik adengan ketinggian rendah sebagai sebuah bentuk provokasi.
LCDR Fred Staudenmayer, yang dulu dikenal dengan istilah RIO (Radar Intercept Officer) yang bertugas bersama F-4 di East Coast F-4J operasional USN skuadron (VF-33 Tarsius dari 21 Juni 1973 sampai 19 Januari 1974 mengaku memiliki beberapa pengalaman mencegat Tu -9s dan Tu-16 selama penugasannya di laut Mediterania.
Dalam buku F-4 Phantoms U.S. Navy and Marine Corps Gray Ghosts Staudenmayer menjelaskan kerap kali bomber Rusia masuk ke kawasan mereka.
“Aku melihat radar dan mendeteksi blip radar di sekitar dua belas mil, diikuti langsung oleh visual, dan kami langsung mendekatinya. Terbang di dekat sayap dengan ketinggian 500 kaki. Hal ini sebagai bentuk mengawal tamu tidak diundang. Selama pelayaran di Teluk Biscay di USS Independence kami sering kali menemui pesawat Soviet menyusup. Seingat saya sekitar 30 hingga 40 kali dan semuanya kami cegat,” katanya.
F-4 milik VF-11 Red Ripper juga terlibat dalam banyak mencegat Tu-16. Salah satunya dilakukan William Greer dan Davies yang terjadi pada malam hari.
Biar kerap kali dalam suasana tegang, tak jarang terjadi hal-hal yang lucu tetapi menjengkelkan. Seperti yang terjadi ketika Steve Rudolf mencegat sebuah Tu-95. Seorang kru bomber yang berposisi sebagai penembak belakang dengan santainya menawarkan Vodka dengan mengangkat botol tersebut ke arahnya.
”Dalam status Alert 5 (kondisi siaga tinggi untuk awak di dek) aku pun segera meraih majalah playboy dan aku tunjukkan kepadanya. Orang itu tersenyum hangat dan mengacungkan jempol. Kami selalu mengambil gambar dari mereka, dan sebaliknya. Bahkan kami kerap melepas masker agar bisa saling mengambil gambar kami ”
Tidak jarang justru ketika mencegat sesama kru pesawat itu saling ngobrol dengan hangat. “Suatu saat saya berbicara dengan kru dalam bahasa Inggris. Dia mengaku tinggal di Moskow. Tetapi kemudian ada orang lain berbicara Rusia yang masuk dan akhirnya pembicaraan kami berhenti,” ujar Rudolf.
Seorang mantan Pilot Black Knights, Letnan Kolonel Tim “Sweet Lou” Kline juga menjelaskan kepada Steve Davies untuk bukunya F-15 Eagle Engaged kisah pencegatan yang dia lakukan terhadap pesawat Rusia. Sejumlah ulah konyol juga dilakukan para pilot F-15. Salah satunya dengan memamerkan sampul majalah playboy yang berisi gambar wanita telanjang melalui kanopi mereka. Mau tak mau kru pesawat Rusia pun tersenyum sejenak.