Setelah sebuah rudal darat ke udara Soviet berhasil menghantam dan menjatuhkan pesawat mata-mata U-2 di di dekat kota Sverdlovsk pada 1960, Amerika sadar mereka membutuhkan pesawat yang tidak hanya mampu terbang tinggi tetapi juga melesat dengan cepat untuk menghindari serangan rudal.
Dan jawabannya adalah SR-71 Blackbird. Pesawat yang sebenarnya lebih mirip dengan pesawat ruang angkasa. Terbuat dari titanium untuk menahan suhu tinggi serta mampu terbang dengan kecepatan 2.200 mph (3.540 km/jam).
Profilnya yang futuristik membuatnya sulit untuk terdeteksi radar. Bahkan sebenarnya cat hitam yang digunakan juga merupakan radar karena menyerap zat besi sehingga membantu menyembunyikan pesawat ini.
Untuk membangun ini Amerika benar-benar menggunakan teknologi tinggi di semua sector. Salah satunya adalah bahan bakar berteknologi tinggi yang disebut JP-7 yang hanya dibuat untuk Blackbird.
Pesawat ini kemudian berbasis di Beale Air Force Base California. Detasemen SR-71 terbang dari Mildenhall di timur Inggris dan dari Kadena di pulau Okinawa di Jepang. Hanya segelintir pilot yang pernah menerbangkan pesawat tersebut.
Sebanyak 32 pesawat dibangun dan beroperasi tahun 1964-1998. Selama beroperasi mereka melakukan 4.000 sorti tempur, tidak ada pesawat yang jatuh karena tembakan, namun 12 hancur karena kecelakaan.
Pesawat terbang biasanya pada ketinggian 85.000 kaki yang mewajibkan pilot menggunakan pakaian khusus seperti astronout untuk menahan tekanan.
BBC Future sempat mewawancarai Kolonel Rich Graham, mantan pilot, komandan wing dan penulis beberapa buku tentang pesawat terbang menyebutkan beberapa hal yang menjadi rahasia dari pesawat tersebut.
Dibantu Soviet
Salah satu yang mengejutkan ternyata Amerika sangat dibantu Soviet untuk bisa menciptakan pesawat canggih tersebut. Kenapa bisa demikian? Padahal jelas-jelas kala itu Soviet sebagai musuh head to head dengan Amerika.
Jawabannya karena Blackbird dibangun dengan 92% bahannya adalah titanium. Baik di luar pesawat maupun bagian dalam.
Masalahnya Amerika merupakan negara yang tidak memiliki persediaan bijih titanium itu. Bahan ini memang sangat sedikit di dunia dan Soviet adalah pemasok utamanya.
Akhirnya Amerika harus menggelar operasi pembelian diam-diam. Bekerja sama dengan negara ketiga mereka menggelar operasi palu agar bisa mendapatkan bijih titanium tersebut.
Top Speed
Batas kecepatan untuk pesawat ternyata tidak ada hubungannya dengan pesawat tetapi berdasarkan suhu mesin. Ketika suhu itu sekitar 427C.. (800F) maka pesawat bisa melesat dengan kecepatan maksimal.
Itulah yang menjadi tugas berat dari Pratt & Whitney,pembuat mesin untuk menjaga suhu di tingkat tersebut. Masalahnya bahan bakar yang ada tidak memungkinkan hal itu
Kelly Clarence yang merancang bahan bakar menyadari suhu eksternal akan mendapatkan lebih dari 300C (600F), tepi 300C, permukaan pesawat sekitar 200C (400F).
Akibatnya, bahan bakar, 80.000 lbs gas yang dibawa akan mencapai panas hingga 190C (375F) itu hanya suhu permukaan dan dengan kondisi itu maka sangat mungkin terjadi ledakan
Kelly harus mengembangkan bahan bakar khusus dengan titik nyala yang sangat tinggi, dan dan akhirnya ditemukan JP-7. Memiliki titik nyala yang sangat tinggi. Pernah seorang kru melemparkan puntung rokok di dalam JP-7, bukannya meledak tetapi rokok itu justru padam.
NEXT
Bahan Bakar Bisa Mematikan Puntung Rokok
Masalah tetap saja muncul. Titik nyala yang tinggi juga membutuhkan pemanas yang tinggi. Kebanyakan mesin jet menggunakan pemantik busi. Tetapi jika menggunakan JP-7 tidak akan mampu membakar bahkan akan langsung mati.
Di depan para insinyurnya Kelly berkata, ‘OK gentlemen, bagaimana kita akan memulai ini?’ Lalu mereka pun menemukan cara unik yang dikenal dengan Triethylborane – TEB sebuah bahan yang jika disemprotkanke atmosfir akan memunculkan ledakan api. Dan dengan cara itulah mesin dinyalakan.
Mesin berputar tepat bersamaan dengan semprotan TEB ke bagian turbin. Ketika pesawat masuk pada fase afterburner maka diperlukan 16 tembakan TEB untuk setiap mesin.
Tangki bahan bakar adalah kulit pesawat itu sendiri. Jika menggunakan tangki bahan bakar internal entah karena ekspansi dan kontraksi juga karena ada perbedaan suhu antara bagian pesawat dengan tangki maka kerap terjadi kebocoran.
Air Bisa Membunuh
Di Okinawa banyak badai hujan dan bila tercampur JP-7 dengan sedikit hujan saja akan sangat, sangat licin di tanah. Suati saat sebuah SR-71pulang dari misi dan kembali ke hanggarnya dan aku sedang bertugas back-up jadi kami berada di hanggar.
Meski sudah direm penuh dan roda sudah tidak berputar, pesawat terus saja berjalan karena licinnya lantai hanggar.
”Banyak orang yang ada di tempat itu segera sadar jika ada masalah. Orang-orang segera melemparkan chocks (ganjal) ke roda dan Anda tidak akan percaya berapa banyak orang menyadari pemeliharaan segera ada sesuatu yang salah dengan pesawat ini. Kami telah orang pemeliharaan melemparkan chocks bawah roda tapi terus bergerak.”
“Aku dan Don (operator hanggar) meraih ke ujung sayap untuk mencoba menghentikannya. Semua orang meraih apapun untuk bisa menghentikan pesawat. Rasanya seperti mimpi dalam gerakan lambat pesawat terus berjalan melintasi hanggar. Dan baru berhenti, ketika roda utama menabrak sebuah beton. Dan tempat pilot hanya satu kaki dari benturan yang bisa meledakkan pesawat,” kata Kolonel Rich Graham.
Steak dan Telur Menu Wajib Sebelum Misi
Sehari sebelum misi, baik kru utama – pilot dan navigator – akan bertemu dengan kru cadangan Mereka akan bertemu di perencanaan misi. Mereka membentangkan peta untuk melihat rencana penerbangan.
Semua hal dibicarakan tentang bagaimana jika harus terbang rendah, bagaimana jika ada MiG, bagaimana jika ada serangan rudal. Semua ditentukan. Jika sudah selesai maka sisa hari sebelum misi kami bebas.
Kru mendapat waktu delapan jam untuk istirahat dan keesok harinya bangun dan pergi ke sebuah fasilitas baik di Mildenhall atau Okinawa. Sebelum penerbangan, pilot harus memiliki protein tinggi dengan residu rendah. Akhirnya steak dan telur harus menjadi menu yang harus dimakan.
Pilot harus dipastikan makan steak dan telur setengah jam sebelum berangkat. Setelah itu dengan mobil akan dibawa ke tempat rahasia untuk briefing misi. Setelah dibutuhkan waktu 20 menit untuk breafing semua kru kemudian bergerak ke posisi maing-masing.
Kru utama dilakukan uji kesehatan terakhir untuk dinyatakan lolos tidaknya melakukan misi. Tekanan darah, mata, hidung, telinga, tenggorokan. Apa yang dimakan sebelum tidur, setelah tidur semuanya dicek. Jika tidak lulus uji fisik maka kru penerbang akan batal terbang.
NEXT
Pengakhir Perang Yom Kippur
Sebuah misi rata-rata berjalan tiga sampai empat jam. Beberapa kali memang terjadi misi panjang lebih dari delapan jam. Dari 22 tahun beroperasinya pesawat ini ada 13 sorti yang melebih 11 jam. ”Misi yang sangat, sangat panjang,” kata Kolonel Rich Graham.
Dua belas misi diterbangkan dari Pantai Timur Amerika Serikat selama Perang Yom Kippur pada tahun 1973. ”Kami terbang ke Timur Tengah dan sepanjang perjalanan kembali ke Pantai Timur, dan produk itu diberikan langsung ke Presiden.
Presiden ingin mengetahui apakah orang-orang Arab dan Israel benar-benar telah bergerak dari garis depan seperti yang mereka katakan.
Kami pergi ke sana, mengambil citra, kembali dan menunjukkan bukti fotografi mereka berdua berbohong tentang hal tersebut. Presiden Amerika pun berkata kepada kedua kepala negara.
Bahwa punya bukti mereka berbohong. Dan akhirnya pemimpin-pemimpin negara tidak bisa berbuat banyak dan mereka pun mundur. Itulah yang mengakhiri perang Yom Kippur. ”
MiG-25? Tak Ada Masalah
Kolonel Rich Graham berkisah sedang terbang di wilayah yang disebut Petropavlosvsk, itu di ujung Semenanjung Kamchatka Uni Soviet yang memiliki fasilitas nuklir utama dan juga sub nukli.
”Dan kita akan naik dan mengambil gambar bagian selatan semenanjung. Dalam perjalanan, kami telah mengisi bahan bakar di lepas pantai Jepang, saya naik kembali dengan kecepatan Mach 3. Cuaca saat itu cerah hingga saya bisa melihat sampai 200 mil (320km). Saya melihat tiga MiG-25 dalam orbit searah jarum jam. Saat aku semakin dekat, mungkin 100 mil (160km), aku berada di ketinggian 75.000 kaki (23km), mereka turun di sini di sekitar 30.000 kaki (9km).”
“Saya melihat mereka datang dari jalur contrailing dalam garis lurus. Namun dalam jarak 10 mil (16km) taku melihat mereka berhenti. saya duga mereka telah menyalakan afterburner dan mereka mencoba untuk mencegat saya. Tetapi tidak mampu. Tidak ada masalah sama sekali. ”
Menu Makan dan Minum di Pesawat
Pilot ternyata bisa minum apa saja sesuai keinginannya saat berada di pesawat. Mereka tinggal memencet tombol maka akan mengalir air dari botol yang ada di sisi kanan helm. Botol ini mirip yang digunakan para pelari maraton atau pembalap sepeda.
”Anda bisa mengambil air, Gatorade, es teh,atau minuman apapun yang anda pilih. Itulah cara Anda terhindar dari dehidrasi. Untuk tetap dipelihara selama penerbangan panjang Anda juga bisa mengambil makanan yang disimpan dalam dispenser seukuran pasta gigi.”
“Favorit saya untuk makan malam adalah makaroni keju, daging sapi dan saus, dan butterscotch puding dan vanili puding untuk pencuci mulut. Dan itu bekerja pada prinsip yang sama. Anda menekan tabung makan ke setiap kontainer, mendorongnya melalui port makan dan meremas makanan ke dalam mulut Anda, dan itu terus Anda dipelihara selama penerbangan.”