Seorang diplomat Korea Utara dilaporkan pernah mengatakan kepada seorang diplomat Israel pada tahun 1999 bahwa Pyongyang akan menyediakan teknologi rudal balistik ke Iran, kecuali jika Israel mau membayar hingga US$ 1 miliar maka rencana itu akan dibatalkan.
Korea Utara memiliki sejarah panjang dan terdokumentasi dengan baik tentang penyediaan teknologi senjata, termasuk infrastruktur senjata kimia dan nuklir ke negara-negara seperti Iran dan Suriah.
Meski Pyongyang memiliki beberapa lusin hulu ledak nuklir operasional, menurut laporan intelijen, ancaman nyata bagi dunia tidak terletak pada memulai perang nuklir langsung, tetapi dalam menjual senjata nuklir ke negara, atau teroris, yang mungkin menggunakannya.
Tidak jelas apakah Israel pernah menuruti dengan membayar pemerasan Korea Utara tersebut. Korea Utara merupakan negara yang membutuhkan banyak uang sementara sanksi terus diberikan kepada mereka. Hal ini menjadikan Pyongyang menggunakan segala cara untuk mendapatkan uang segar, termasuk menjual teknologi senjata bahkan nuklir.
“Kami tentu tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa Korea Utara akan menjual senjata nuklirnya untuk uang tunai,” kata Nam Sung-wook, mantan pejabat intelijen Korea Selatan kepada Wall Street Journal Selasa 10 Juli 2018.
PBB telah menyimpulkan bahwa Korea Utara memiliki sejarah panjang kerjasama senjata dengan Iran dan Suriah, dua musuh Amerika dan Israel paling terkemuka di Timur Tengah. Tujuan yang dinyatakan Iran adalah untuk menghancurkan Israel, dan sementara militer konvensional mereka menawarkan sedikit harapan untuk mencapai itu, senjata nuklir dapat melakukan pekerjaan itu.
Korea Utara tidak berbagi dengan Amerika tentang rincian program nuklirnya, dan Amerika tidak memiliki secara spesifik berapa banyak senjata yang dimiliki Korea Utara atau di mana ia menyimpannya.