Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengecam Amerika Serikat dan sekutu militernya, yang memindahkan pasukan dan pangkalan dekat dengan perbatasan Rusia.
“Saya sudah lama ingin memberikan globe [peta dunia] kepada rekan Amerika Serikat agar mereka dapat melihat dan menjelaskan mengapa ‘musuh Amerika Serikat’ berada di Timur Tengah, Timur Jauh, serta semua pangkalan militer dan pasukan mereka dekat ke perbatasan Rusia,” katanya dalam wawancara dengan surat kabar Italia “Il Giornale” Rabu 11 Juli 2018.
Shoigu tampaknya mengacu pada perisai pertahanan peluru kendali AS, yang dikatakan Washington dimaksudkan untuk melindungi dari serangan Iran. Unsur dari pranata itu terletak di Eropa Timur, dekat perbatasan barat Rusia.
Dia mengatakan bahwa NATO memperluas jangkauannya ke timur di perbatasan Rusia, meskipun janji diberikan kepada pemimpin Soviet dalam penyatuan Jerman.
Shoigu juga mengatakan bahwa Rusia siap untuk kembali ke gagasan memasok peluru kendali darat-ke-udara S-300 ke Suriah, tetapi Damaskus belum mengajukan permintaan ke Rusia.
“Hari ini setelah agresi Amerika, Inggris, dan Prancis melawan Suriah, menunjukkan perlunya pranata pertahanan udara modern bagi warga Suriah, kami siap untuk kembali mempertimbangkan pertanyaan ini,” kata Shoigu.
Rusia pada bulan April mengisyaratkan akan memasok senjata kepada Presiden Bashar al-Assad tanpa mempedulikan keberatan dari Israel, setelah serangan militer Barat terhadap Suriah.
Namun, setelah kunjungan ke Moskow oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada bulan Mei, koran Izvestia mengutip pernyataan seorang pembantu Kremlin yang mengatakan bahwa Rusia tidak dalam pembicaraan dengan pemerintah Suriah untuk memasok rudal dan menilai pranata tersebut belum dibutuhkan.
NATO dibentuk untuk mencegah ancaman Soviet pada tahun 1949, didasarkan pada kerja sama yang mendalam dengan AS, yang menyediakan keamanan Eropa dengan senjata nuklir atau konvensionalnya.
Pakta pertahanan itu menemukan tujuan baru sejak pencaplokan Rusia 2014 atas Krimea, dengan mengirim batalionnya ke Baltik dan Polandia untuk mencegah kemungkinan serangan Rusia.