Kementerian Pertahanan Amerika Serikat memberi kontrak kepada Lockheed Martin senilai US$28 juta atau sekitar Rp402 miliar untuk perbaikan sistem manajemen defensif pembom B-2 Spirit
Dalam pengumuman Pentagon yang dikeluarkan Senin 9 Juli 2018 tidak disebutkan rincian kontrak, tetapi diketahui bahwa pekerjaan diharapkan akan selesai pada 9 Juli 2020, dan akan dilakukan di fasilitas Lockheed di Owego, New York.
Beberapa sumber melaporkan bahwa peningkatan sistem manajemen pertahanan B-2 akan mencakup sistem dukungan electronic support measures (ESM), antena ESM baru, dan unit pemrosesan display modern untuk meningkatkan deteksi radar, identifikasi, dan kemampuan penghindaran.
Juga penambahan komponen perangkat lunak yang terkait untuk mengintegrasikan sistem yang ditingkatkan ini dengan sistem avionik B-2 yang ada untuk meningkatkan kesadaran pilot, reaksi ancaman, dan pertahanan hidup secara keseluruhan.
“Kombinasi unik dari jangkauan, presisi, payload dan kemampuan untuk menembus dan beroperasi di lingkungan anti-akses / area denial memungkinkan B-2 untuk mengidentifikasi, mencari, menargetkan dan menghancurkan target nilai tertinggi milik musuh,” kata Angkatan Udara Amerika
“Dengan peningkatan yang diperlukan, B-2 dapat menyelesaikan misinya terlepas dari lokasi, kembali ke pangkalan dengan aman, dan memberi kebebasan bergerak untuk pasukan lanjutan, termasuk platform serangan jarak jauh lainnya.”
B-2 adalah satu-satunya pesawat Amerika yang menggabungkan kemampuan serangan jarak jauh, muatan besar dan siluman dalam satu platform, memberikan kemampuan untuk memproyeksikan kekuatan udara di mana pun di dunia.
Pesawat tersebut bisa terbang 6.000 mil laut dan 10.000 mil laut hanya dengan satu pengisian bahan bakar udara. Dengan kemampuannya membawa lebih dari 20 ton senjata konvensional dan nuklir dan mengirimkannya tepat dalam kondisi cuaca apa pun, menjadikan B-2 memiliki kemampuan untuk mengubah hasil dari konflik dengan satu misi.
B-2 memberikan Amerika keunggulan strategis yang sangat besar meskipun hanya terdiri dari 20 pesawat.