Memiliki hubungan yang tidak baik dengan tetangganya yakni China dan Pakistan, membuat India menginginkan senjata terbaik dengan kemampuan tinggi. Tetapi pada masa lalu karena masalah ideologi dan keuangan, India tidak bisa leluasa mendapatkan alat tempur dari Amerika dan Eropa.
Tak ada pilihan terbaik lagi kecuali lari ke Rusia. Hingga akhirnya dalam 50 terakhir Negara ini menjadi pembeli senjata terbesar dari Rusia. Tetapi harus diakui India kerap kecewa ketika berurusan dengan Rusia. Kontrak pertahanan antara India dan Rusia secara konsisten selalu diwarnai dengan molornya waktu dan membengkaknya biaya.
Belum lagi tidak maksimalnya senjata yang dibeli. Terakhir, pengembangan pesawat siluman generasi kelima yang juga membuat India ketar-ketir.
Tetapi tidak ada yang melebihi pahit yang dirasakan India daripada kisah INS Vikramaditya. Pada awal 2000-an, India pergi belanja untuk kapal induk baru. Yang terjadi selanjutnya adalah mimpi buruk industri militer. Bagaimana kisahnya? Kita simak satu per satu.
Pada tahun 1988, Uni Soviet menugaskan kapal induk baru. Dia dan empat kapal dari kelas Kiev mewakili desain Soviet yang unik. Bagian depan ketiga menyerupai cruiser berat, dengan 12 raksasa SS-N-12 rudal anti-kapal, hingga 192 rudal permukaan-ke-udara dan dua senjata dek 100 milimeter. Sisanya dua pertiga dari kapal itu pada dasarnya sebuah kapal induk, dengan dek penerbangan miring dan hanggar.
Baku hanya melayani singkat Uni Soviet sebelum kemudian Negara itu bubar pada 1991. Rusia mewarisi kapal Baku yang kemudian diganti namanya menjadi Admiral Gorshkov menjadi salah satu kapal di Angkatan Laut Rusia. Namun hanya sampai pada 1996. Sebuah ledakan ruang boiler, mungkin karena kurangnya pemeliharaan , Admiral Gorshkov tidak lagi difungsikan dan dibiarkan mangkrak begitu saja nyaris tanpa perawatan.
Pada awal 2000-an, India menghadapi dilema. Angkatan Laut India hanya memiliki kapal induk INS Viraat yang harus pension pada 2007. Padahal India membutuhkan kapal induk untuk menegaskan pengaruh mereka di Samudera Hindia. Kapal induk sebagai sebuah status penting untuk menunjukkan kekuatan sebuah Negara. New Delhi harus mencari pengganti Viraat dengan cepat.
Pilihan India yang terbatas. Negara pemilik kapal induk adalah Amerika Serikat, Prancis dan Italia. Namun ukuran kapal terlalu besar dan terlalu mahal untuk kantong pertahanan India. Pada tahun 2004, India dan Rusia mencapai kesepakatan bahwa India akan menerima Admiral Gorshkov. Kapal akan diberikan gratis tapi India harus membayar $ 974.000.000 dolar Amerika ke Rusia untuk meng-upgrade kapal tersebut. Kapal baru ini nanti yang kemudian diberi nama INS Vikramaditya yang diambil dari nama seorang raja India di masa lalu.