Jet tempur Tejas yang dikembangkan India sejak tahun 1983 kembali melanggar tenggat waktu untuk mencapai status siap tempur.
Setelah merevisi tenggat waktu beberapa kali, selama dua tahun terakhir, telah berulang kali menyatakan keyakinannya pada jet tempur ringan tersebut akan mendapatkan izin operasional akhir atau final operational clearance (FOC) pada Juni 2018. Namun, kesiapan tempur Tejas tetap merupakan mimpi yang jauh.
Selain keterlambatan dalam mencapai FOC, Departemen Pertahanan India juga prihatin tentang peningkatan biaya dan kekhawatiran operasional lainnya yang terkait dengan proyek.
Dari 123 jet Tejas Mark-1A yang dipesan oleh pemerintah, Hindustan Aeronautics Limited (HAL) hanya memasok sembilan dengan status izin operasional awal (IOC). Sementara itu, perkiraan biaya proyek telah melampaui Rs. 75.000cr.
“Hindustan Aeronautics Ltd jauh dari memberikan 16 Tejas per tahun sesuai kebutuhan. Departemen Pertahanan juga memeriksa 50.000 crore yang diminta oleh HAL untuk memproduksi 83 jet tempur Tejas Mark-1A, dengan 43 perbaikan atas versi yang ada,” kata pejabat kementerian pertahanan sebagaimana dilaporkan Times of India Senin 9 Juli 2018.
Penundaan dalam proyek Tejas terus terjadi di tengah penurunan kekuatan kekuatan Angkatan Udara. Angkatan Udara India saat ini hanya memiliki 31 dengan masing-masing berkekuatan 18 jet. Jauh di bawah kebutuhan untuk bisa melawan China dan Pakistan yakni 42 skuadron.
India berencana untuk menginduksi 36 jet Rafale pada 2019-22 di bawah kesepakatan dengan Prancis yang diteken pada September 2016. India baru- juga baru ini meluncurkan kembali proyek untuk memperoleh 114 jet tempur dengan sebagian besar akan dibangun di dalam negeri.
Namun, ini masih dalam tahap awal dan hanya baru awal yang telah diajukan oleh enam produsen internasional.
Untuk bisa mencapai status FOC jet tempur Tejas masih perlu menunjukkan kemampuan engine religh dan pengisian bahan bakar udara-ke-udara, serta menembakkan senapan mesin canon GSh-23. Saat ini, diperkirakan bahwa pengiriman 83 Tejas Mark-1A, dengan FOC, akan dimulai pada 2023.