Site icon

Para Ahli Rusia Khawatirkan Bom Nuklir Baru Milik Amerika

F-15 membawa bom nuklir B61

Ahli militer Rusia telah menyuarakan kekhawatirannya tentang pengembangan versi baru bom gravitasi nuklir B61-12 milik Amerika Serikat.

Akademisi Rusia Alexei Arbatov, seorang ahli militer, mengatakan bahwa bom gravitasi nuklir B61-12 yang telah melewati serangkaian tes yang dilakukan oleh Amerika Serikat ini, tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap Rusia, tetapi mempersulit hubungan strategis.

Ahli Rusia, yang mengepalai Center for International Security of the Institute of World Economy and International Relations tersebut, mengatakan kepada Interfax-AVN bahwa bom gravitasi nuklir B61-12 sesuai dengan konsep Amerika, memungkinkan perang nuklir terbatas yang “kemungkinan tidak akan memerlukan eskalasi besar dan kematian besar, ”dan ini, pada gilirannya, dapat menurunkan ambang penggunaan senjata nuklir.

Menurutnya, bom yang diuji di Amerika bukan hanya modifikasi lain dari B61. “Ini adalah lompatan kualitatif tertentu, jika sebelumnya Amerika memiliki bom jatuh bebas, bom ini dipandu, itu memiliki tingkat akurasi lebih tinggi,” kata ahli.

Mantan kepala Staf Angkatan Rudal Strategis, dan saat ini menjadi penasihat untuk komandan pasukan rudal, Viktor Yesin, mengatakan pada surat kabar Moskovsky Komsomolets bahwa versi bom B61-12 sekarang diuji oleh militer Amerika dari pembom strategis. Sebelumnya bom hanya diuji dengan pesawat taktis.

“Ini berarti bahwa bom ini akan bersifat universal, dan dapat digunakan tidak hanya oleh pesawat taktis tetapi juga oleh yang strategis. Ini adalah bom nuklir presisi tinggi pertama, ” kata  Yesin.

Menurutnya, Rusia tidak memiliki senjata yang serupa. “Kami fokus hanya pada satu jenis senjata presisi tinggi  yakni rudal jelajah berpresisi tinggi,” kata ahli tersebut.

Sebelumnya, Angkatan Udara Amerika telah menguji bom nuklir B61-12 dengan menjatuhkan dari sebuah pembom siluman B-2 Spirit di atas Nevada.

“Tes penerbangan kualifikasi ini menunjukkan desain B61-12 memenuhi persyaratan sistem dan mengilustrasikan kemajuan lanjutan dari program perpanjangan hidup B61-12 untuk memenuhi persyaratan keamanan nasional,” kata Brigjen. Jenderal Michael Lutton, Asisten Deputi Utama NNSA untuk aplikasi militer.

Bom gravitasi nuklir B61 Mod 12 diharapkan dibuat kompatibel dengan F-35, dan mulai beroperasi pada 2020, menggantikan varian B61 yang ada di gudang senjata Amerika.

Senjata ini juga akan dibawa oleh B-2 Spirit dan penggantinya, B-21 Raider, yang saat ini sedang dalam pengembangan.

 

Exit mobile version