Jerman dan Prancis telah menawarkan ke Spanyol dengan “status pengamat” pada program untuk mengembangkan jet tempur Eropa baru. Status ini ditawarkan karena Jerman dan Prancis tetap ingin menjaga proyek ini sebagai upaya binasional (dua negara) untuk memastikannya bergerak dengan cepat.
Sumber pemerintahan dan beberapa sumber industri sebagaimana dikutip Reuters Rabu 4 Juli 2018 mengatakan Spanyol telah mengirim surat kepada sekutu NATO yang meminta untuk berpartisipasi dalam industri penting tersebut pada Desember 2017 lalu.
Kementerian pertahanan Jerman dan Perancis kemudian menanggapi pada bulan April dengan menawarkan kesempatan kepada Madrid untuk mengamati program yang baru mulai terbentuk tersebut, tetapi tanpa kemampuan untuk membentuk parameter awalnya. Belum ada jawaban yang diterima dari Spanyol, kata sumber pemerintah.
Sebelumnya dilaporkan Prancis dan Jerman telah menyetujui persyaratan utama jet tempur baru yang akan digunakan untuk menggantikan pesawat tempur Eurofighter Typhoon dan Rafale pada tahun 2040,
Pesawat akan mampu bertindak sendiri atau menjadi komandan skuadron senjata lainnya, termasuk drone. Jet tempur dibangun untuk melaksanakan misi ofensif atau defensif. Salah satu fitur yang belum diputuskan adalah apakah pesawat akan memiliki opsi tanpa awak.
Airbus dan Dassault mengatakan mereka telah bergabung untuk pengembangan dan produksi Sistem Tempur Udara Masa Depan Eropa.
Program ini bisa menjadi langkah untuk memperbaiki perbedaan yang melihat tiga program tempur yang bersaing di seluruh Eropa, termasuk Rafale Prancis, Eurofighter – proyek bersama antara Jerman, Inggris, Italia, dan Spanyol – dan Gripen Swedia.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pertama kali meluncurkan rencana untuk program jet tempur baru segera setelah pemilihan Presiden Prancis pada bulan Mei.