Setelah 70 tahun, militer Amerika Serikat akhirnya meninggalkan Ibukota Korea Selatan Seoul setelah Washington memindahkan garnisun militer Amerika dari tengah kota tersebut ke markas baru yang lebih jauh dari perbatasan dengan Korea Utara.
Relokasi pasukan Amerika dari pusat Seoul ke Camp Humphreys, yang terletak sekitar 70 kilometer yang berlangsung Jumat 29 Juni 2019, secara resmi mengakhiri tujuh dekade kehadiran militer Amerika di ibukota Korea Selatan dan menutup bab lain warisan Perang Dingin.
Pemindahan juga dilakukan saat dua Korea sedang mencari cara untuk memperbaiki hubungan setelah bertahun-tahun berada dalam permusuhan dan ancaman.
Terletak di kota pelabuhan barat Pyeongtaek di dekat pangkalan udara Amerika, markas komando senilai US$11 miliar ini menjadi pangkalan terbesar di luar Amerika Serikat.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mendeskripsikan markas baru sebagai landasan aliansi Amerika-Korea Selatan.
“Dalam membuka era baru markas pasukan Amerika di Pyeongtaek, saya berharap bahwa aliansi Amerika-Korea Selatan akan berkembang melampaui aliansi militer dan aliansi komprehensif, dan menjadi aliansi yang hebat,” kata Moon dalam sebuah pernyataan.
Relokasi itu dilakukan sebagai bagian dari rencana Amerika untuk memindahkan 28,500 tentaranya dan pangkalan mereka di Korea Selatan keluar dari daerah berpenduduk padat dan jauh dari ratusan senjata artileri Korea Utara yang menargetkan daerah metropolitan Seoul.
Militer Amerika telah bermarkas di distrik Yongsan pusat Seoul sejak pasukan Amerika pertama kali tiba di semenanjung itu pada akhir Perang Dunia II.
Hubungan kedua Korea baru-baru ini menunjukkan tanda-tanda mencair setelah Kim Jong-un Korea Utara dan Moon Jae-in Korea Selatan menggelar pertemuan bersejarah di bulan April dan menandatangani deklarasi bersama untuk mendukung upaya internasional yang bertujuan membersihkan Semenanjung Korea dari nuklir dan melanjutkan dengan program reuni untuk keluarga Korea yang terpisah.