Rusia telah kalah langkah dengan China dalam pengembangan jet tempur generasi kelima. Jika J-20 China telah masuk ke layanan, Rusia masih terus menguji pesawat tempur yang hakikatnya masih berada dalam garis keturunan Flanker tersebut.
Beberapa waktu silam jet tempur Su-57 milik Rusia mendapat sorotan banyak pihak akhir-akhir ini setelah sedikitnya dua pesawat siluman tersebut tertangkap kamera di Suriah. Rusia sepertinya ingin menggunakan medan perang di Timur Tengah tersebut untuk menguji pesawatnya yang sebenarnya masih dalam tahap pengujian.
Sukhoi Su-57 adalah pesawat tempur generasi kelima yang dibangun dengan program PAK FA. Awalnya diperkirakan PAK FA adalah pesawat tempur superioritas udara, namun ternyata pesawat ini memiliki kemampuan sekunder untuk serangan darat. Pesawat siluman ini dirancang untuk menggantikan pesawat tempur MiG-29 dan Su-27 dan dianggap sebagai jawaban Rusia untuk F-22 Raptor milik Amerika Serikat.
Pengembangan pesawat ini dimulai pada tahun 2001. Prototipe T-50 terungkap dan diluncurkan pada tahun 2010. Pada tahun 2014 sebuah prototipe pra-produksi dikirim ke Angkatan Udara Rusia untuk uji coba dan evaluasi. Uji coba ini selesai pada tahun 2015.
Rencananya pesawat tempur ini akan mulai beroperasi pada 2017-2018 dan harus mencapai kemampuan operasional penuh pada tahun 2020. Namun pada 2017 sumber resmi melaporkan bahwa pesawat tersebut belum siap untuk produksi skala penuh.
Kemungkinan besar kemunduran terkait dengan masalah teknis, pengembangan beberapa sistem inti yang tidak lengkap, seperti mesin, rudal dan elektronik baru, serta masalah pendanaan. Pada 2017, PAK-FA menerima sebutan Su-57.

Angkatan Udara Rusia awalnya ingin mendapatkan 150-200 jet tempur multi peran ini. Namun Angkatan Udara Rusia sampai saat ini masih memilih untuk memesan lebih banyak Su-30SM dan Su-35 meski sebagian pihak mengatakan ini hanya sebagai langkah sementara sambil menunggu Su-57 benar-benar siap dan amtang.
Pada 2018 setidaknya sembilan pesawat Su-57 dibangun termasuk prototipe dan jet tempur pra-produksi. Rencananya pada tahun 2018 sebuah batch pertama dari 12 jet tempur pra-produksi akan dikirim ke Angkatan Udara Rusia. Produksi skala penuh direncanakan dimulai pada 2019.
Meski disebut sebagai pesawat tempur generasi kelima, ada beberapa keraguan serius mengenai hal tersebut. Dan pengiriman ke Suriah kali ini sepertinya sebagai salah satu cara untuk membungkam keraguan tersebut.
Rusia harus diakui tertinggal dalam pengembangan, akuisisi dan penggunaan beberapa teknologi terbaru. Meskipun Sukhoi Su-57 jelas telah mengurangi penampang radar dan sejumlah perbaikan lainnya dibandingkan pesawat tempur multi-peran terbaru mereka Su-35.
Pengembangan pesawat ini didanai sebagian oleh India, karena negara tersebut berencana mengakuisisi 250 pejuang generasi berikutnya, yang dikenal sebagai Fifth-Generation Fighter Aircraft (FGFA) yang akan diabngun HAL. Tetapi rencana ini juga semakin tidak jelas arahnya. India sepertinya tidak puas dan tidak sabar menunggu pengembangan jet tempur yang tertunda-tunda sementara mereka membutuhkan pesawat siluman secara cepat untuk menghadapi China yang sudah memiliki J-20.
Tata letak jet tempur ini secara umum cukup konvensional. Su-57 menggunakan teknologi untuk menangkis gelombang radar. Senjata disimpan di teluk senjata internal, untuk menghindari deteksi radar. Secara keseluruhan itu pesawat ini tetap lebih sulit dideteksi radar dibandingkan jet tempur Rusia lain.
Pesawat tempur Rusia ini diperkirakan akan menggunakan dua mesin Saturnus 117S (AL-41F1S), yang menghasilkan 142 kN dorong di afterburning dan 86,3 kN kering. Mesin yang sama digunakan pada pesawat tempur multi-peran Su-35S.
Namun prototipe T-50 menggunakan mesin Saturnus yang sama sekali baru telah melakukan penerbangan perdananya, yang menghasilkan daya dorong yang lebih besar. Spesifikasi yang tepat dari mesin baru tidak diketahui.
Beberapa sumber mengklaim, bahwa produk tersebut menghasilkan 175 kN dorong dalam afterburning. Su-57 mampu terbang dengan kecepatan supersonik tanpa menggunakan afterburner-nya.
Dua teluk senjata internal besar dipasang di antara mesin. Ada juga dua sidebays untuk rudal udara ke udara jarak pendek. Dipercaya pesawat ini akan membawa hingga 7 500 kg persenjataan. Ini adalah jumlah yang cukup besar.
Petarung ini memiliki 10 hardpoint eksternal dan enam untuk rudal udara ke udara R-74M Archer dan R-77M Adder, rudal udara ke permukaan Kh-38M, rudal anti-kapal Kh-31AD dan Kh-35U, rudal anti-radiasi Kh -31PD dan Kh-58UShK, bom dipandu KAB-250, KAB-500 dan KAB-1500. Rencananya juga akan mampu membawa rudal jelajah udara BRAHMOS NG, segera setelah tersedia.
Jet tempur ini masih dilengkapi dengan meriam 30 mm satu tong. Senjata ini memiliki tingkat tembakkan 1.500 putaran per menit. Sukhoi Su-57 Rusia juga akan tersedia dalam desain kursi kembar.