Korea Utara akan terus mengabaikan Jepang kecuali Tokyo menghentikan latihan militer besar-besaran dan upaya untuk meningkatkan kesiapan militer yang dinilai mengganggu negara tetangga.
Jepang telah mengincar prospek untuk pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di mana Perdana Menteri Shinzo Abe berharap untuk mengatasi masalah warga Jepang yang diculik puluhan tahun lalu oleh Korea Utara.
Meskipun KTT Kim dengan para pemimpin China, Korea Selatan dan Amerika Serikat menjadi kesibukan dalam aktivitas diplomatik selama setahun terakhir, namun tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk pertemuan dengan Jepang.
“Jika Jepang tidak mengoreksi ambisinya mengenai perdamaian dan keamanan, mereka harus menyadari hasil akhir di mana Jepang bertindak melampaui batas,” tulis kantor berita Korea Utara Senin 25 Juni 2018.
“Jepang harus menghentikan latihan militer berskala besar dan peningkatan kemampuan militernya yang ditujukan untuk menyerang [Korea Utara], menghentikan kebijakan permusuhannya terhadap kami, memutuskan hubungan dengan masa lalu dan menunjukkan ketulusannya terhadap perdamaian,” tulis media tersebut dalam sebuah komentar.
Pada 2002, Korea Utara mengakui bahwa mereka menculik 13 warga Jepang pada tahun 1970-an dan 1980-an, yang lima orang di antaranya kembali ke Jepang.
Abe, yang bergulat dengan skandal domestik, telah bersumpah untuk tidak beristirahat sampai warga negaranya yang lain kembali.
Dorongan itu juga ia tekankan pada Presiden Amerika Donald Trump untuk diutarakan pada pertemuan 12 Juni di Singapura dengan Kim.
Kantor Berita Pusat Korea tidak menyebutkan korban penculikan dalam komentarnya, tetapi mengecam pemerintahan Abe karena tidak membatalkan pelatihan evakuasi lebih cepat.
Jepang memulai latihan evakuasi sipil tahun lalu ketika Korea Utara melakukan uji coba terhadap sejumlah peluru kendali di deka kepulauan Jepang. Pekan lalu, Tokyo mengatakan akan menunda latihan untuk sementara setelah KTT Singapura.
Abe menyebut KTT itu sebagai langkah pertama menuju denuklirisasi, sementara para pejabatnya tetap teguh bahwa Jepang dan AS perlu menjaga pertahanan terhadap Korea Utara sampai ada upaya konkrit.