King Tiger, Saat Besar Bukan Segalanya
Wikimedia

King Tiger, Saat Besar Bukan Segalanya

 IS-2 Soviet/Wikipedia
IS-2 Soviet/Wikipedia

Pertanyaan yang lebih menarik adalah bagaimana King Tiger versus IS-2 Stalin Soviet? Ada berbagai data yang bertentangan tentang duel keduanya, meskipun pertemuan antara IS-2 dan dan King Tiger di Agustus 1944 yang hancur atau rusak adalah 10 tank di kedua pihak.

Meriam kuat 122 milimeter milik IS-2 secara teoritis bisa menembus menara lapis baja tebal King Tiger dari rentang satu mil. Tetapi senjata ini memiliki tingkat tembakan rendah dan terbatas pada pasokan amunisi onboard.

Jika perang terus berlangsung sampai 1946, King Tiger mungkin akan bertemu dengan Tank Centurion Inggris, salah satu tank paling sukses dalam sejarah dan masih digunakan sampai sekarang.

Namun, statistik yang paling jitu adalah bahwa Uni Soviet telah menghasilkan hampir 3.900 IS-2 sementara Jerman hanya membangun 492 Tiger II. Soviet membangun lebih dari 108.000 tank, dan Amerika 88.000, karena Perang Dunia II adalah kontes produksi yang melahap materi pada tingkat yang mengerikan.

Dengan jumlah kurang dari 500, tidak peduli seberapa kuat King Tiger, dia tidak akan mengubah hasil.

Ironisnya, predator paling mematikan King Tiger bukan tank lain, tapi pembom Inggris Lancaster. Tentara Jerman sebenarnya memesan 1.500 Tiger II, tapi serangan RAF di pabrik-pabrik produsen Henschel memangkas produksi.

Sebuah Tiger I seharga 250.000 Reichsmarks, dua sampai tiga kali dari tank Jerman yang lebih kecil seperti Panther atau Mark IV.

Senjata adalah barang sangat situasional. Sebuah tank yang berfungsi dengan baik dalam satu pertempuran mungkin gagal di negara lain. Pada saat Tiger II membuat debut tempurnya di Normandia pada Juli 1944, Jerman berada dalam posisi defensif. Tank besar seperti King Tiger menjadi benteng bergerak jika diletakkan dengan benar di posisi penyergapan.

Tapi menyerang, maju melalui jalur sempit yang tertutup es bagi Tiger II bukan perkara gampang. Tiger I dan II adalah begitu besar dibandingkan dengan tank Jerman lainnya, Bahkan satu-satunya kendaraan yang bisa menderek sebuah Tiger yang rusak adalah Tiger yang lain.  Akibatnya saat tentara Jerman mundur di Timur dan Barat, banyak dari raksasa ini ditinggalkan atau diledakkan oleh kru mereka sendiri.

Tank berat seperti King Tiger terbukti buntu. Setelah 1945, negara-negara beralih membangun tank tempur utama yang memiliki senjata dan baju besi untuk mendobrak pertahanan musuh dengan mengandalkan mobilitas tank ringan. Era Tiger pun berlalu.