Senjata Elektromagnetik Kapal China
Pada awal Februari 2018, foto-foto meriam berat misterius di kapal Angkatan Laut China diungah di media sosial, dengan cepat menyebar di media. Para ahli militer segera mengungkapkan bahwa senjata itu adalah rail gun elektromagnetik, dengan China menjadi negara pertama di dunia yang berhasil memasang teknologi pada kapal perang.
Laporan intelijen Amerika pada Juni 2018 menegaskan bahwa senjata jarak jauh, yang menembakkan proyektil menggunakan listrik dan bukan propelan kimia, sedang dalam pengembangan, dan itu akan memasuki gudang senjata China pada tahun 2025.
Menurut para ahli yang akrab dengan laporan itu, meriam akan mampu menyerang target dalam jarak 200 km dalam waktu kurang dari 90 detik, dengan satu satu tembakan antara US$ 25,000-50,000 (sekitar Rp350-700 ribu). Jauh lebih murah dibandingkan Tomahawk yang sekali tembak menghabiskan US$ 1,4 juta atau hampir Rp20 miliar.

Chengdu J-20 Stealth Fighter
Program China untuk mengembangkan pesawat tempur siluman dimulai pada akhir 1990-an, dengan Chengdu Aerospace Corporation memenangkan kontrak untuk mengembangkan pesawat tersebut. Ketika seorang pejabat mengumumkan bahwa proyek telah mencapai tahap lanjut pada tahun 2009, internet dibanjiri dengan informasi palsu yang mengaku sebagai J-20.
Namun, ternyata, satu batch foto-foto kasar, yang diterbitkan di blog pengintai pesawat China pada bulan Desember 2010, terbukti otentik. Menurut salah satu versi, militer China sendiri ‘membocorkan’ foto-foto itu untuk dipamerkan.
Secara resmi, Angkatan Udara China terus merahasiakan pesawat sampai Januari 2011, ketika J-20 melakukan penerbangan pertamanya. Publik melihat lebih dekat pada J-20 pada tahun 2016 di sebuah pameran dirgantara. Jet diperkenalkan pada Maret 2017, dengan 20 lebih jet tempur dilaporkan telah bertugas aktif.

Status-6 Poseidon
Status-6 Poseidon adalah kendaraan bawah laut bertenaga nuklir dan membawa hulu ledak nuklir pertama kali terungkap pada bulan November 2015, setelah operator kamera TV tanpa ‘sengaja’ mengambil skema dari sistem selama pertemuan antara pejabat militer dan presiden Rusia.
Screengrab menunjukkan profil kapal sel Rusia next-gen dilengkapi dengan node docking khusus. Di tengahnya ada torpedo besar dengan kisaran 10.000 kilometer, kedalaman menyelam 1.000 meter, dan kecepatan maksimum hingga 100 knot.
Namun sejumlah pihak menyebut informasi itu memang sengaja dibocorkan untuk memamerkan kekuatan Rusia. Awalnya diyakini sistem itu adalah operasi disinformasi hingga akhirnya pejabat Pentagon akhirnya mengakui adanya sistem tersebut dan menegaskan bahwa senjata itu sedang diuji dan dijuluki sebagai “ancaman strategis utama” ke pelabuhan-pelabuhan Amerika.
Presiden Putin menegaskan keberadaan Poseidon dalam pidato pada 1 Maret, dengan militer kemudian melepaskan rincian lebih lanjut tentang kemampuan dan kerangka waktu untuk pengenalannya ke Angkatan Laut.