Korps Marinir Amerika Serikat memutuskan untuk tidak lagi menggunakan jet tempur F-35B yang mengalami kebakaran mesin hampir dua tahun lalu. Hal ini menjadi kehilangan pertama F-35 bagi korps tersebut.
Korps memutuskan biaya untuk memperbaiki pesawat tempur berteknologi tinggi tersebut terlalu mahal tidak akan sebanding dengan laba atas investasi.
Namun, Marinir belum mengeluarkan keputusan resmi apakah F-35B tersebut akan digunakan sebagai pelatihan pemeliharaan atau akan dimasukkan ke musem.
“Analisis biaya-manfaat Korps Marinir menentukan biaya perbaikan tidak akan menghasilkan ROI [return on investment] yang cukup untuk membenarkan biaya,” kata Kapten Christopher Harrison, juru bicara Marinir, kepada Marine Times Sabtu 23 Juni 2018.
Pada 27 Oktober 2016, sebuah F-35B mengalami kebakaran saat di udara memaksa pilot mendarat di Marine Corps Air Station Beaufort, Carolina Selatan. Braket rusak, disebut sebagai penyebab yang memunculkan hubungan listrik di dekat saluran hidraulik.
Meskipun kehilangan F-35, Korps Marinir telah membuat beberapa langkah bersejarah baru-baru ini dengan program F-35 mereka.
Awal tahun ini, F-35B melakukan pengerahan pertama di atas kapal amfibi Wasp dengan 31st Marine Expeditionary Unit (MEU). Dan selama penyebaran itu, amunisi nyata dipasang ke F-35 untuk pertama kalinya.
13th Marine Expeditionary juga dijadwalkan menggunakna F-35. Unit itu masih berada di fase persiapan pendahuluan.