Komandan Angkatan Laut Amerika di Eropa dan Afrika memperingatkan Rusia terus meningkatkan kekuatan kapal selamnya di seluruh Eropa untuk menantang dominasi Angkatan Laut Amerika lebih agresif sejak Perang Dingin.
Dalam wawancara dengan Star and Stripes dan dikutip News Week Kamis 21 Juni 2018, Laksamana James Foggo mengatakan bahwa Amerika harus memperluas armada kapal selamnya dan menjadi lebih tegas dalam mengimbangi agresi Rusia.
Ketegangan antara Rusia dan NATO telah meningkat sejak Kremlin merebut Crimea dan mendukung pemberontakan pro-Moskow di timur Ukraina pada tahun 2014. Peristiwa ini menandai dimulainya perebutan kekuasaan baru antara saingan Perang Dingin.
Foggo menjelaskan Rusia telah memperkuat kehadiran militernya di sepanjang perbatasan barat dan mulai mengerahkan lebih banyak kapal selam ke Mediterania, Laut Hitam dan Atlantik Utara.
Pasukan Rusia juga telah menunjukkan potensi operasional mereka dalam perang yang sedang berlangsung di Suriah dengan meluncurkan serangan dari kapal selam untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad.
Keterlibatan Rusia di Suriah juga telah menghidupkan kembali fasilitas angkatan lautnya di pelabuhan Tartus di Suriah. Pelabuhan itu memberi Kremlin pijakan yang kuat di tepi Eropa, memungkinkan kapal-kapalnya menembus jauh ke Laut Tengah.
Kemajuan-kemajuan strategis ini, dikombinasikan dengan persenjataan yang sangat mampu, membuat Angkatan Laut Rusia memiliki kehadiran yang menjulang di perairan Eropa.
Foggo mengatakan beberapa kapal selam bersenjata Rusia memiliki rudal yang dapat menghantam ibukota Eropa membuatnya “penting bagi kami untuk memiliki kesadaran situasional di mana platform tersebut beroperasi setiap saat.”
Amerika sudah memiliki beberapa senjata anti-kapal selam paling canggih di dunia, tetapi Foggo ingin lebih banyak mendapatkanya lagi. Armada ke-2 Angkatan Laut Amerika dinonaktifkan pada tahun 2011 karena ancaman Rusia yang diduga berkurang kini dihidupkan kembali.
Berkantor pusat di Norfolk, Virginia, kekuatannya akan lebih kecil daripada tahun 2011 tetapi akan ditugasi menantang jejak Rusia yang meluas di Atlantik.
Kekuatan kapal selam Angkatan Laut berada dalam periode transisi, dan jumlah kapal serang yang tersedia akan turun dari 52 menjadi 42 pada tahun 2028.
Senjata era Perang Dingin Amerika semakin tua, dan Pentagon menghadapi jeda antara pensiunnya teknologi lama dan membuat senjata baru. Angka mungkin menurun, tetapi Angkatan Laut Amerika masih merupakan pemimpin dunia dengan kapal selam serang kelas Virginia yang baru sudah beroperasi dan diharapkan dapat melayani hingga akhir 2060.
Angkatan laut Rusia, secara keseluruhan, masih belum pulih dari periode kurangnya investasi kronis setelah runtuhnya Uni Soviet. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Kremlin telah berinvestasi besar dalam kapal selam baru untuk mengubah keseimbangan kekuatan angkatan laut di Eropa.
Kapal selam mungkin tidak menjadi berita utama seperti kapal induk, tetapi mereka menimbulkan ancaman yang tidak menyenangkan dan sering tidak terlihat.
Operasi NATO bergantung pada kerjasama antara semua 29 anggota, dan armada Amerika akan didukung oleh negara-negara seperti Inggris, Prancis dan Jerman, yang semuanya memiliki kekuatan kapal selam mereka sendiri.
Meskipun ada kekhawatiran bahwa kurangnya investasi telah mengikis kemampuan operasional mereka, negara-negara NATO telah berkomitmen untuk meningkatkan belanja militer untuk menghadapi Rusia yang bangkit dan agresif.
Foggo mengatakan Angkatan Laut Amerika dan NATO siap untuk menghadapi tantangan Rusia, tetapi dia menekankan bahwa NATO tidak mencari masalah. “Operasi diperluas karena perilaku buruk mereka, bukan kita. Itu hal-hal yang mereka lakukan, ”kata laksamana itu.
Komandan Rusia dan Amerika bertemu sekali setiap tahun untuk membahas insiden angkatan laut yang dianggap tidak aman atau tidak profesional, dan telah dilakukan sejak tahun 1970-an. Kerja sama yang terbatas dan peningkatan kehadiran Rusia di perairan yang sibuk “meningkatkan kemungkinan bahwa mungkin ada kesalahan atau salah perhitungan,” Foggo memperingatkan.