Meski Senat telah memblokir pengiriman jet tempur F-35 ke Turki, pada Kamis 21 Juni 2018, Ankara secara resmi menerima dua jet siluman tersebut. Penyerahan dilakukan dalam sebuah upacara di fasilitas Lockheed Martin di Fort Worth, Texas.
Industri pertahanan Turki telah memainkan peran aktif dalam produksi jet tempur F-35 generasi kelima. Jet akan tetap berada di Amerika untuk kegiatan pelatihan dan akan dikirim ke Turki pada November 2019.
Turki telah menjadi mitra dalam F-35 Joint Strike Fighter, sebuah konsorsium dari sembilan negara, sejak 1999. Negara ini diperkirakan akan menerima enam jet F-35 pada tahun 2020.
Empat dari jet ini akan tinggal di Amerika hingga 2020 dan keduanya akan ditransfer ke pangkalan udara terpadu di provinsi timur Turki Malatya.
Rencananya Turki akan menerima 24 jet tersisa dalam paket pesanan 30 jet pertama pada tahun 2024. Negara ini awalnya memesan 10 jet F-35. Pada akhirnya Turki memesan total 100 jet siluman tersebut.
Berbicara pada upacara di Texas, Deputi Wakil Menteri Pertahanan Industri Serdar Demirel menekankan bahwa Turki telah membuat kontribusi besar bagi program F-35 dan telah mengalokasikan sumber daya yang signifikan.
Keterlibatan industri pertahanan Turki, Demirel mengatakan, telah meningkatkan efisiensi biaya program secara signifikan.
“Di saat Turki terus melayani perdamaian dan keamanan global sebagai sekutu yang dapat dipercaya dan menentukan dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara [NATO], jet F-35 akan berkontribusi pada perlindungan integritas wilayah negara dan keamanan negara Turki,” kata Demirel.
Chairman dan CEO Lockheed Martin, Marillyn Hewson mengatakan mereka merasa terhormat untuk memberikan Turki pesawat F-35A pertamanya dan menambahkan bahwa dia yakin jet tempur ini akan memainkan peran yang menentukan dalam meningkatkan keamanan global dengan kemampuan dan teknologi canggih.
Pesawat F-35 pertama yang dikirim juga merupakan jet tempur generasi kelima pertama yang masuk ke inventaris Angkatan Udara Turki.
Pengiriman jet F-35 Turki terjadi pada saat Senat Amerika telah memutuskan untuk memblokir pengiriman pesawat ini. Senat AS Senin malam meloloskan RUU kebijakan pertahanan senilai US$ 716 miliar termasuk amandemen yang memerintahkan Presiden AS Donald Trump dan Departemen Pertahanan Amerika untuk melarang penjualan F-35 Joint Strike Fighter Jets ke Turki.
Dalam amandemen RUU, para senator mengutip penahanan pastor AS Andrew Brunson atas tuduhan teror serta keputusan pemerintah Turki untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia sebagai dasar pemblokiran tersebut.
Setelah keputusan Senat, yang disebut oleh pemerintah Turki sebagai hal yang memprihatinkan, Pentagon pada hari Selasa menekankan bahwa akan menerima dua F-35 pertama seperti yang direncanakan.
Pengiriman bisa dilakukan karena aturan pelarangan pengiriman memang belum berlaku secara efektif karena harus ditandatangani oleh Kongres dan Presiden.
Wakil Menteri Industri Pertahanan Turki Serdar Demirel mengatakan jet tempur ini merupakan salah satu indikator terpenting dari kemitraan dan aliansi strategis Turki-Amerika.
Dia menambahkan bahwa Lockheed Martin adalah perusahaan terkemuka dan memainkan peran penting dalam pengembangan industri penerbangan dan pertahanan militer Turki. Demirel mengatakan bahwa pesawat akan meningkatkan efisiensi pertahanan dan kemampuan serangan Angkatan Udara Turki. Dia menambahkan rudal HGK dan SOM-J buatan Turki akan diintegrasikan ke F-35.