Kinerja Tank Tanpa Awak Uran-9 Rusia di Suriah Buruk
Uran-9 / Sputnik

Kinerja Tank Tanpa Awak Uran-9 Rusia di Suriah Buruk

Tank tanpa awak Uran-9 Rusia membawa banyak senjata dan misil hingga terlihat mengesankan. Tetapi uji tempur senjata ini di Suriah menunjukkan kinerja buruk.

Tidak  memiliki masalah mendasar peperangan lapis baja tetapi juga dengan kendali jarak jauh. Kendaraan tempur yang dikendalikan jarak jauh kehilangan kontak dengan stasiun kontrol darat, senjata tidak dapat diandalkan dan sistem suspense bermasalah. Selain itu takn drone ini  tidak dapat menargetkan musuh saat berjalan.

Masalah itu terungkap di sebuah konferensi keamanan Rusia, “Actual Problems of Protection and Security”  di N.G. Kuznetsov Naval Academy di St. Petersberg.

A.P. Anisimov, Senior Research Officer, the 3rd Central Research Institute Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan tentang penyebaran kendaraan darat tanpa awak atau unmanned ground vehicle (UGV) Uran-9 baru-baru ini ke Suriah, di mana ia melakukan debut tempurnya. Hasilnya dirangkum secara online oleh Defense Blog.

Diperkenalkan pada tahun 2016, Uran-9 dirancang sebagai kendaraan tak berawak untuk mendukung Pasukan Darat Rusia. UGV memiliki panjang 16,7 kaki dan berat sekitar 10 ton. Uran 9 mengemas beberapa senjata yang serius, dengan satu meriam otomatis 30mm 2A72 dan empat rudal anti tank 9M120-1 Ataka. Hasilnya adalah kendaraan yang secara teoritis mematikan bagi pasukan, kendaraan lapis baja ringan, dan bahkan tank tempur utama.

Kenyataannya adalah Uran-9 mengalami sejumlah kekacauan. Salah satu masalah yang paling serius, adalah kendaraan hanya bisa dikontrol dari jarak pendek yakni hanya 1.000 hingga 1.600 kaki dari stasiun kontrol berawaknya.

Uran-9 kehilangan kontak dengan stasiun kontrol 17-19 kali  selama satu menit atau kurang, dan setidaknya dalam satu kasus hingga 1,5 jam. Masalahnya paling sering terjadi ketika dalam pertempuran perkotaan dengan bangunan-bangunan yang menghalangi sinyal radio.

Uran-9 adalah kendaraan tracked atau roda rantai. Penggulung dan suspensi yang membuat kendaraan berjalan lancar keandalannya dinilai rendah dan membutuhkan perbaikan lapangan.

Hal ini mengejutkan mengingat bahwa Rusia memiliki kekuatan kendaraan lapis baja yang besar menggunakan tracked, termasuk tank T-14 Armata, tank T-90MS, dan kendaraan tempur seri BMP.

Sistem kendali tembakan jarak jauh juga bermasalah, dengan 2A72 mengalami jeda sebelum menembak enam kali dan sekali gagal. Masalah lain dengan Uran adalah bahwa persenjataan, optik, dan sensor tidak stabil untuk menembak sembari bergerak, kendaraan harus berhenti terlebih dahulu untuk bisa menembak.

Pengalaman tempur Uran-9 di Suriah mengungkapkan masalah serius dengan sistem ini.  Uran-9 mungkin gagal, tetapi konsepnya sendiri menjanjikan. Jika industri pertahanan Rusia dapat memperbaiki masalah Moskow dapat memiliki robot yang dapat diandalkan dan mematikan di tangannya dan ancaman nyata terhadap pasukan NATO.